Sabtu 25 Nov 2023 19:39 WIB

Garut Rawan Berbagai Bencana, Bupati Berharap Tagana yang Profesional

Di Kabupaten Garut tengah digelar Diklatsar Tagana.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Tanah longsor di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Foto: Dok. BPBD Kabupaten Garut
(ILUSTRASI) Tanah longsor di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Bupati Garut Rudy Gunawan mengharapkan sumber daya manusia (SDM) yang profesional dalam upaya penanganan bencana di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Apalagi, wilayah Kabupaten Garut terbilang rawan terdampak bencana.

Menurut Bupati, Kabupaten Garut dinilai rawan akan potensi berbagai bencana, antara lain banjir, longsor, gempa bumi, gunung api, juga tsunami. Karenanya, kata dia, dibutuhkan kesiapan dalam menghadapi potensi beragam bencana tersebut, termasuk dari sisi SDM. “Tentu sebagai tenaga profesional perlu dilakukan pelatihan-pelatihan,” kata Bupati.

Baca Juga

Pada 20-26 November 2023 ini tengah digelar kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Garut. Bupati berharap kegiatan tersebut dapat menghasilkan SDM Tagana yang profesional dalam membantu pemerintah mengantisipasi dan menanggulangi dampak bencana. “Ini adalah penting kita menyiapkan tenaga-tenaga Tagana profesional,” ujar Bupati.

Bupati berharap Tagana di Garut dapat menjadi garda terdepan bersama unsur lainnya dalam masalah kebencanaan dan membantu masyarakat yang terdampak bencana. “Masalah kebencanaan di Garut yang penting kita punya pengetahuan dalam mengatasi dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi mereka yang terkena bencana,” katanya.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Garut Aji Sukarmaji mengatakan, ada 65 anggota Tagana. Sementara yang mengikuti Diklatsar kali ini ada 17 calon anggota Tagana. Diklatsar digelar di Perkemahan Cibeureum, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut. 

“Pelatihan dasar Tagana penanggulangan bencana, dapur umum, dan evakuasi, serta latihan dasar tentang kegiatan-kegiatan khususnya dalam penanganan masalah sosial di masyarakat,” ujar Aji.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement