REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam pada Sabtu (25/11/2023) mengumumkan penundaan pembebasan sandera Israel gelombang kedua. Penundaan ini karena ketidakpatuhan Tel Aviv terhadap perjanjian jeda kemanusiaan.
“Kami memutuskan untuk menunda pembebasan tahanan gelombang kedua sampai pendudukan (Israel) mematuhi ketentuan perjanjian terkait masuknya truk bantuan ke Jalur Gaza utara,” kata pernyataan Brigade Al-Qassam melalui Telegram.
Brigade Al-Qassam mengatakan, penundaan tersebut disebabkan oleh ketidakpatuhan terhadap standar pembebasan tahanan yang telah disepakati. Brigade Al-Qassam tidak merinci tanggal pembebasan gelombang kedua, yang sebelumnya dijadwalkan pada Sabtu malam.
Layanan Penjara Israel pada Sabtu mengatakan, mereka telah menerima daftar tambahan nama 42 tahanan pria dan wanita Palestina yang akan dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran sandera gelombang kedua antara Israel dan Hamas. “Kami menerima daftar nama 42 tahanan Palestina yang akan dibebaskan hari ini, Sabtu,” kata laporan harian Israel, Yedioth Ahronoth, mengutip pernyataan yang dikeluarkan oleh Layanan Penjara Israel.
“Para tahanan akan dipindahkan sekitar pukul 13.30 ke Penjara Ofer di Tepi Barat, di mana mereka akan diidentifikasi oleh Palang Merah dan menunggu kedatangan para sandera Israel,” ujar pernyataan Layanan Penjara Israel.
14 tawanan dikirim ke Israel ...