Ahad 26 Nov 2023 09:08 WIB

Serangan Israel ke Pasukan Perdamaian PBB Meresahkan

UNIFIL mengutuk serangan Israel tersebut

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon mengatakan, tembakan Israel menghantam salah satu patroli mereka di selatan
Foto: AP Photo/Hussein Malla
Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon mengatakan, tembakan Israel menghantam salah satu patroli mereka di selatan

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon mengatakan, tembakan Israel menghantam salah satu patroli mereka di selatan pada Sabtu (25/11/2023). Tembakan terjadi di tengah gencatan senjata pejuang Gaza-Israel yang sebagian besar menenangkan perbatasan Lebanon-Israel.

“Sekitar pukul 12.00 siang, patroli UNIFIL terkena tembakan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) di sekitar Aitarun," kata Pasukan Sementara PBB di Lebanon dalam sebuah pernyataan, dilaporkan Alarabiya.

Baca Juga

“Tidak ada pasukan penjaga perdamaian yang terluka, namun kendaraannya rusak,” kata pernyataan Pasukan Sementara PBB.

Pasukan Sementara PBB menambahkan, insiden penembakan itu terjadi selama periode yang relatif tenang di sepanjang perbatasan antara Israel dan Lebanon. Sejak perang Israel-pejuang Gaza dimulai pada tanggal 7 Oktober, perbatasan antara Lebanon dan Israel telah menyaksikan peningkatan baku tembak. Terutama antara Israel dan gerakan Muslim Syiah Hizbullah, sehingga meningkatkan kekhawatiran terjadinya konflik yang lebih luas.

Gencatan senjata selama empat hari antara Israel dan pejuang Gaza dimulai pada Jumat (24/11/2023). Sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan, kelompok yang didukung Iran juga akan mematuhi gencatan senjata jika Israel mematuhinya.

UNIFIL mengatakan, serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian, yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan dan memulihkan stabilitas di Lebanon selatan, sangat meresahkan. “Kami mengutuk tindakan ini," ujarnya.

Akhir bulan lalu, penembakan menyebabkan luka ringan terhadap seorang penjaga perdamaian PBB di dekat desa perbatasan Hula. Penembakan terjadi beberapa jam setelah UNIFIL mengatakan sebuah peluru menghantam markas besarnya di Naqura dekat perbatasan Israel-Lebanon.

“Kami sangat mengingatkan semua pihak mengenai kewajiban mereka untuk melindungi pasukan penjaga perdamaian dan menghindari menempatkan laki-laki dan perempuan yang bekerja untuk memulihkan stabilitas dalam risiko,” kata pernyataan UNIFIL pada Sabtu.

Tembakan lintas batas telah menewaskan 109 orang di Lebanon, termasuk 77 pejuang Hizbullah dan 14 warga sipil. Tiga di antaranya adalah jurnalis. Enam tentara Israel dan tiga warga sipil telah tewas di pihak Israel.

Sejak gencatan senjata Israel-pejuang Gaza mulai berlaku, sebagian besar wilayah perbatasan selatan Lebanon telah kembali tenang. UNIFIL didirikan pada tahun 1978 untuk memantau penarikan pasukan Israel setelah mereka menginvasi Lebanon sebagai pembalasan atas serangan Palestina.

Hizbullah dan Israel terlibat perang dahsyat pada 2006. Sekitar 10.000 pasukan penjaga perdamaian PBB ditugaskan untuk memantau gencatan senjata antara kedua belah pihak. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement