Ahad 26 Nov 2023 13:19 WIB

Tujuh Kerugian Ekonomi Zionis Israel Akibat Agresinya di Jalur Gaza

Zionis Israel abaikan seruan PBB untuk genjatan senjata di Gaza

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Warga Palestina menyaksikan kehancuran akibat bombardir Israel di Jalur Gaza, Palestina, di Deir al Balah, Rabu (22/11/2023).
Foto: AP Photo/Hatem Moussa
Warga Palestina menyaksikan kehancuran akibat bombardir Israel di Jalur Gaza, Palestina, di Deir al Balah, Rabu (22/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perang yang dilancarkan Zionis Israel di Jalur Gaza, sejak 7 Oktober 2023 lalu, tidak hanya menyebabkan kerugian jiwa saja, tetapi juga sejumlah kerugian lain, termasuk ekonomi. 

Kerugian Israel akibat perang jumlahnya sangat fantastis mencapai Rp791 triliun. Belum lagi dengan aksi-aksi boikot produk-produk Israel atau yang mendukung Israel, juga dilakukan oleh seluruh masyarakat dunia.  

Baca Juga

Menurut para pakar ekonomi Israel, kondisi ekonomi negara zionis itu terus goyah sejak meletusnya perang Hamas-Israel di Jalur Gaza. Akibat pengeboman yang tanpa henti, pengerahan pasukan dari segala penjuru, hingga menurunkan tank-tank yang juga diamuk Hamas.  

Dikutip dari Bloomberg pada Senin (13/11/2023), perekonomian Israel rugi sekitar 260 juta dolar AS setiap harinya. Demi membiayai perang, defisit anggaran Israel makin membengkak dan utang pun kian menumpuk.      

Berikut ini, tujuh kerugian finansial yang dialami zionis Israel selama perang di jalur Gaza: 

Pertama, dikutip dari Calcalist, Israel menghapus Kementerian pemerintah yang dianggap tidak diperlukan yang biaya anggarannya adalah 1-1,5 miliar shekel Israel. Tujuannya agar dana tersebut dapat digunakan untuk membantu menangani biaya penanganan perang. 

Beberapa kementerian yang diajukan untuk dihapus antara lain, Urusan Diaspora dan Pemberantasan Anti-Semitisme. Kementerian yang bertugas memelihara serta memperkuat hubungan antara Israel dan komunitas Yahudi di seluruh dunia. 

Kemudian, Kementerian Urusan Yerusalem, Warisan, Pemukiman dan Misi Nasional, Kementerian Kerja Sama Regional, dan Kementerian Kesetaraan Sosial. 

Kedua, forum ekonom Israel mendesak PM Israel Benjamin Netanyahu agar menggunakan dana koalisi yang tersedia (7,9 miliar shekel) untuk biaya penanganan perang.

Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich menolak menggunakan sepenuhnya dana koalisi untuk pembiayaan perang dan mengumumkan, hanya akan memotong 1,6 miliar shekel dari dana koalisi tahun ini. 

Ketiga, dikutip dari Bloomberg, ekonomi Israel terus merugi hingga Rp 260 juta per hari selama masa perang dengan Hamas.

Keempat, akibat peperangan ini Israel menghabiskan biaya hingga 51 miliar dolar AS atau Rp791 triliun, sejak dimulainya agresi pada 7 Oktober 2023. 

Baca juga: Sungai Eufrat Mengering Tanda Kiamat, Bagaimana dengan Gunung Emasnya?

Kelima, Israel bahkan mengemis dana pada Amerika Serikat (AS), hingga DPR AS yang dikuasai Partai Republik telah meloloskan rancangan undang-undang (RUU), untuk memberikan bantuan sebesar 14,5 miliar dolar AS kepada Israel. 

Keenam, Zionis Israel juga mengemis dana pada Federasi Yahudi Amerika Utara atau Jewish Federations of North America, agar melakukan penggalangan dana untuk disumbangkan ke Israel. Dana sebesar 638 juta dolar AS berhasil dikumpulkan dan disumbangkan untuk Israel. 

Ketujuh...

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement