REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK -- Guru Besar Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), Prof Dr Rizal Edy Halim, mengatakan, di era digital cara pemasaran juga harus berubah.
"Perilaku orang belanja berubah, tentu para pemasar atau produsen harus melakukan penyesuaian dengan perubahan itu tidak bisa lagi berdiam diri," kata Prof Dr Rizal Edy Halim di Kampus UI Depok.
Ia mencontohkan Blue Bird yang harus ikut terlibat sistem digitalisasi tidak bisa secara manual lagi. "Sekarang ini penanda perubahan peradaban, jadi kita harus bisa ikut dalam siklus itu. Kalau tidak akan hilang dan banyak kejadiannya. Misalnya Kodak itu sudah hilang," kata dia.
Prof Rizal menjelaskan, setiap zaman punya ikon masing-masing, setiap peradaban ada jawabannya. Setiap ada perubahan zaman ada yang timbul dan ada yang tenggelam. Hal itu pun hal yang biasa dalam suatu peradaban manusia.
"Kita yang ada di sini termasuk bagian literasi perbaikan peradaban. Kalau misalnya ada yang tutup, saya pikir secara natural memang ada seperti itu," ungkap dia.
Karena kompetisi ini memang tidak bisa dihindari apalagi perkembangan teknologi cukup tinggi.
"Saya pikir teman teman harus bisa melakukan penyesuaian dan setiap zaman punya jawaban dan punya ikon untuk itu. Jadi teori pemasaran saya pikir perlu direvisi, perlu dikoreksi dan di update dengan yang lebih baru," kata Prof Rizal.
Menurutnya, konsep 4P atau 7P tidak bisa lagi dipakai. Marena masyarakat butuh interaksi sosial. Karena itulah social shoping berkembang.