REPUBLIKA.CO.ID, KOTA GAZA -- Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) pada Sabtu (26/11/2023) mengatakan bahwa 61 truk bantuan berisi makanan telah dikirim ke wilayah utara Jalur Gaza. Pengiriman itu menjadi upaya paling signifikan sejak perang antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina Hamas meletus pada 7 Oktober 2023.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan para relawan dari organisasi bantuan Palestina akan mendistribusikan bantuan makanan itu, kata kepala urusan media PRCS Raed al-Nems.
Total bantuan yang telah melintasi gerbang penyeberangan perbatasan Rafah ke Jalur Gaza pada Sabtu mencapai sekitar 200 truk, yang membawa bahan bakar dan gas elpiji, kata dia.
Israel dan Hamas sepakat untuk melakukan jeda kemanusiaan selama empat hari yang dimulai pada Jumat (24/11/2023).
Pada hari itu, Hamas juga menukar 24 warga Israel dan warga asing yang disandera dengan 39 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Menurut perjanjian, para sandera akan dibebaskan secara bertahap selama empat hari. Militer Israel menyatakan pasukannya akan melanjutkan serangan ke Jalur Gaza setelah jeda kemanusiaan berakhir.
Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Jalur Gaza setelah Hamas menyusup ke Israel dan melakukan serangan di sana pada 7 Oktober 2023. Israel juga memblokade wilayah kantong Palestina yang padat penduduk itu dengan memutus pasokan air, listrik, serta makanan dan bahan bakar.
Perang tersebut telah menewaskan sedikitnya 14.854 warga Palestina, termasuk 6.150 anak dan lebih dari 4.000 perempuan, menurut otoritas kesehatan Gaza. Sementara itu, Israel melaporkan bahwa angka kematian di pihaknya mencapai sekitar 1.200 orang.