REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) kuartalan. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Dian Ediana Rae mengatakan dalam survei tersebut juga dihimpun informasi terkait inflasi pangan.
"Penghimpunan informasi pangan karena terjadinya anomali cuaca atau terkait faktor El Nino yang mendorong kenaikan harga pangan secara global sehingga dapat mempengaruhi kredit pada sektor terkait pangan dan turunannya," kata Dian dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (26/11/2023).
Dia menjelaskan, hasil survei menunjukkan responden memandang inflasi sektor pangan relatif tidak berpengaruh signifikan. Khususnya terhadap kinerja pertumbuhan kredit maupun kinerja debitur.
Meskipun begitu, Dian memastikan bank tetap melakukan strategi mitigasi risiko inflasi pangan. Beberapa diantaranya dengan melakukan peningkatkan fokus dalam menambah nasabah (debitur) baru secara prudent karena dapat meningkatkan pendapatan secara berkesinambungan.
Perbankan juga melakukan edukasi kepada pelaku usaha sektor pertanian agar mampu menghindari risiko inflasi pangan. Selain itu juga melakukan pemantauan harga produksi debitur beserta analisis sensitivitas atau stress test terhadap penambahan modal kerja yang dilakukan secara berkala. Hal ini menunjukkan perhatian sektor per bankan terhadap isu ketahanan pangan.
SBPO kuartal IV 2023 telah dilaksanakan dengan jumlah responden sebanyak 95 bank dengan aset mencakup 94,87 persen dari total aset 105 bank umum. Optimisme tersebut didorong oleh ekspektasi akan meningkatnya fungsi intermediasi perbankan dibarengi dengan kemampuan perbankan dalam mengelola risiko yang dihadapi meskipun dengan kondisi makroekonomi global yang kurang kondusif.