Ahad 26 Nov 2023 20:48 WIB

Hati-hati Konsumsi yang Haram, Ini 5 Dampaknya Menurut Alquran dan Hadits

Islam melarang konsumsi segala perkara yang haram

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi makanan halal. Islam melarang konsumsi segala perkara yang haram
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Ilustrasi makanan halal. Islam melarang konsumsi segala perkara yang haram

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Islam memerintahkan umatnya untuk selalu mengkonsumsi makanan yang baik dan halal. Perintah ini sangat jelas disebutkan dalam Alquran dan hadits. 

Di antara dalil hadits yang menyebutkan bahaya mengkonsumsi makanan haram Misalnya hadits Nabi Muhammad SAW berikut: 

Baca Juga

كُلُّ لَحْمٍ نَبَتَ مِنْ حَرَامٍ فَالنَّارُ اَوْلٰى بِهٖ “Setiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram, maka api neraka lebih utama baginya (lebih layak membakarnya).” (HR At-Thabrani).

Hadits ini mengisyaratkan bahwa, makanan adalah sumber dari segala sumber bagaimana manusia bisa tumbuh dan berkembang. Maka jagalah makanan itu dari hal-hal yang tidak baik dan haram.  

Karena apabila kita mengkonsumsi makanan yang haram, maka bisa jadi penyebab lahirnya watak dan prilaku yang mengarah pada siksa api neraka. 

Rizem Aizid dalam bukunya “Para Musuh Allah, Golongan Manusia yang Menjadi Musuh Allah di Akhirat,” menyebutkan, makanan haram menimbulkan dampak buruk bagi orang yang memakannya. Lalu dampak apa saja yang akan menimpa orang yang gemar memakan makanan haram?  

1. Tertolaknya amal Ibadah

Orang yang mengonsumsi makanan haram amal ibadahnya tidak diterima oleh Allah SWT. Bisa Anda bayangkan, bagaimana kalau amal ibadah seseorang ditolak oleh-Nya? 

Semua ibadahnya akan percuma. Sedekah yang ia keluarkan bernilai sia-sia. Shalatnya pun hanya tinggal gerakannya saja, tanpa ada pahalanya.

Ketika Saad bin Abi Waqgash meminta nasihat Rasulullah SAW supaya doa-doanya dikabulkan, Rasulullah SAW bersabda: 

 يا سعدُ، أَطِبْ مَطْعَمَكَ تَكُنْ مُستَجابَ الدَّعوةِ، والَّذي نفْسُ مُحمَّدٍ بيدِهِ, إنَّ العبدَ لَيَقذِفُ اللُّقمةَ الحرامَ في جَوفِهِ ما يُتقبَّلُ منه عملٌ أربعينَ يومًا, وأيُّما عبدٍ نَبَتَ لحمُهُ مِن سُحْتٍ, فالنَّارُ أَوْلى به

"Wahai Saad, perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal), niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Dan, demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke perutnya, maka tidak akan diterima amalnya selama 40 hari. Dan, seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba maka neraka lebih layak untuknya." (HR Thabrani).

Sungguh menyedihkan. Muslim yang memakan makanan haram amal ibadahnya tidak akan diterima selama 40 hari. Padahal, setiap detik manusia senantiasa dibayangi perbuatan salah dan lupa sehingga, untuk mengimbanginya, manusia perlu mendekatkan diri kepada Allah SW melalui amal ibadah.

Apabila amal ibadah seorang Muslim sudah tidak diterima, sudah pasti dosa-dosanya akan terus menumpuk.

Karena alasan itulah, tidak mengherankan apabila Allah SWT sampai memusuhi Muslim yang menjual manusia lalu memakan hasilnya.

2. Terabaikannya doa 

Dampak buruk kedua dari memakan makanan haram adalah tidak dikabulkannya doa pelakunya oleh Allah SWT.  

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ {يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا} وَقَالَ تَعَالَى {يَا أَيُّهَا الذِّيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ} ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ ومشربه حرام وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ.رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik (thayyib), tidak menerima kecuali yang baik (thayyib). Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin seperti apa yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal saleh.’ (QS Al-Mu’minun: 51).

Baca juga: Syekh Isa, Relawan Daarul Quran di Gaza Syahid Sekeluarga dan Kisah Putri Dambaannya

 

Dan Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu.’ (QS Al-Baqarah: 172). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan seseorang yang lama bepergian, rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul.” (HR Muslim) 

Tidak hanya bagi...

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement