Senin 27 Nov 2023 10:00 WIB

Raksasa Bank Riba Yahudi-Jerman Rothschild yang Kuasai Dunia dan Isyarat Alquran 

Alquran menyebut kegemaran Yahudi memakan riba

Rep: Rossi Handayani / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi bank dunia. Alquran menyebut kegemaran Yahudi memakan riba
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Ilustrasi bank dunia. Alquran menyebut kegemaran Yahudi memakan riba

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Keluarga Rothschild merupakan dinasti bankir Yahudi-Jerman berpengaruh dari Frankfurt. Mereka pernah membentuk rumah keuangan paling terkenal dan menjadi salah satu keluarga terkaya di dunia. 

Seperti dilansir dari laman Investopedia, sebelumnya itu didirikan oleh Mayer Amschel Rothschild pada abad ke-18, kekaisaran ini menjadi terkenal di bawah lima putranya: Nathan Mayer, James Mayer, Salomon Mayer, Carl Mayer, dan Amschel Mayer. Mayer Amschel percaya bahwa mempertahankan bisnis dalam keluarga akan menjamin kesuksesannya di masa depan.  

Baca Juga

Adapun Keluarga Rothschild melakukan investasi yang menguntungkan dan mengembangkan reputasi yang kuat dalam pengelolaan keuangan di seluruh Eropa. Mereka menjadi pionir dalam pengembangan keuangan internasional, dengan cabang di London, Paris, Wina, dan Napoli, selain di kota asal mereka, Frankfurt. 

Dari usaha kecil yang bergerak di bidang perdagangan barang dan devisa, keluarga Rothschild mengembangkan aktivitas bisnisnya hingga meliputi: 

  • Merchant Bank
  • Perbankan swasta
  • Manajemen aset
  • Merger dan akuisisi
  • Pertanggungan
  • Modal usaha
  • Pensiun dan investasi
  • Utang negara
  • Komoditas 

Di sisi lain, Keluarga Rothschild masih mempertahankan jangkauan finansialnya hingga saat ini. Dana ini juga diinvestasikan dalam proyek-proyek infrastruktur besar seperti jembatan, terowongan, dan kereta api.

Mungkin salah satu proyeknya yang paling menonjol adalah Terusan Suez. Kepentingan bisnis lainnya termasuk hotel, media, transportasi, dan anggur. 

Mayer Amschel Rothschild (1744–1812) dibesarkan di Judengasse di Frankfurt, jalan sempit tempat 3.000 penduduk Yahudi di kota itu dikurung untuk tinggal. Kondisinya penuh sesak dan keras.

Orang-orang Yahudi tidak boleh keluar pada malam hari, Ahad, dan hari libur Kristen. Mereka dilarang mengunjungi taman umum atau kedai kopi, dan tidak boleh berjalan di tempat umum dalam kelompok lebih dari dua orang. 

Mayer Rothschild belajar bisnis sejak usia muda. Ayahnya, Amschel Moses Rothschild, berdagang kain sutra dan menukar mata uang. Salah satu pekerjaan pertama Mayer adalah menyortir koin yang diperoleh melalui pameran dagang semi-tahunan di Frankfurt, yang menarik pembeli dan penjual di seluruh wilayah. 

Sementara itu, orang tuanya meninggal karena cacar ketika Mayer berusia 12 tahun. Dia tinggal bersama kerabatnya, yang mengirimnya ke Hannover untuk magang di Simon Wolf Oppenheimer, sebuah bank Yahudi terkemuka. 

Di sana, Mayer mengenal...

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement