Senin 27 Nov 2023 10:51 WIB

Presiden Israel akan Terima Kunjungan Elon Musk

Musk telah dituduh mempromosikan anti-Semitisme lewat platform X

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Presiden Israel Isaac Herzog diagendakan menerima kunjungan pendiri Tesla dan SpaceX, Elon Musk, Senin (27/11/2023).
Foto: AP Photo/Kirsty Wigglesworth
Presiden Israel Isaac Herzog diagendakan menerima kunjungan pendiri Tesla dan SpaceX, Elon Musk, Senin (27/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Presiden Israel Isaac Herzog diagendakan menerima kunjungan pendiri Tesla dan SpaceX, Elon Musk, Senin (27/11/2023). Isu seputar pertempuran di Jalur Gaza akan menjadi topik utama pembahasan mereka.

Kantor Kepresidenan Israel mengungkapkan, pertemuan Herzog dan Musk akan turut diikuti oleh warga Israel yang anggota keluarganya diculik Hamas pada 7 Oktober 2023. “(Para keluarga sandera) akan berbicara tentang kengerian serangan teror Hamas pada 7 Oktober, dan penderitaan serta ketidakpastian yang berkelanjutan bagi mereka yang disandera,” kata Kantor Kepresidenan Israel pada Ahad (26/11/2023), dikutip Al Arabiya.

Baca Juga

Selain terkait pertempuran di Gaza, Herzog dan Musk juga akan membahas soal antisemitisme. “Presiden akan menekankan perlunya tindakan untuk memerangi meningkatnya anti-Semitisme daring,” ujar Kantor Kepresidenan Israel.

Kabar tentang kunjungan Musk ke Israel sudah disiarkan oleh stasiun televisi Israel, Channel 12, pada Kamis (23/11/2023) pekan lalu. Menurut laporan Channel 12, selain Isaac Herzog, Musk turut diagendakan bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Musk pun disebut akan mengunjungi permukiman Israel di dekat perbatasan Jalur Gaza yang sempat menjadi sasaran operasi infiltrasi Hamas pada 7 Oktober 2023.

Meski menyatakan simpatinya terhadap Israel, Musk telah dituduh mempromosikan anti-Semitisme lewat platform X (Twitter). Tudingan itu muncul bulan ini ketika dia merespons sebuah unggahan dari pengguna X yang mengatakan orang-orang Yahudi membenci orang kulit putih dan menyatakan ketidakpedulian terhadap anti-Semitisme. “Anda telah mengatakan kebenaran yang sebenarnya,” tulis Musk, yang diketahui merupakan pemlik X, menanggapi unggahan tersebut.

Karena responsnya itu, Musk dituduh anti-Semit. Namun Musk membantah tudingan itu. Belum lama ini, Musk mengatakan akan menangguhkan akun yang mendukung aksi pembunuhan yang dilakukan Hamas. Musk mengatakan bahwa pengguna X yang menggunakan istilah “dekolonisasi”, “from the river to the sea” dan istilah lain yang menyiratkan “genosida” akan di-boot dari X.

“Seruan yang jelas untuk melakukan kekerasan ekstrem bertentangan dengan persyaratan layanan kami dan akan mengakibatkan penangguhan,” tulis Musk di X.

Pada Selasa (21/11/2023) pekan lalu, Musk mengatakan akan mendonasikan seluruh pendapatan dari iklan dan langganan ke rumah sakit di Israel serta organisasi-organisasi kemanusiaan yang beroperasi di Gaza. Dalam balasan tweet-nya sendiri, Musk tampak tidak yakin bagaimana dia bisa menyalurkan uang ke Gaza dengan memastikan dana tersebut tidak jatuh ke Hamas. “Ide-ide yang lebih baik diterima,” tulis Musk saat menampung ide-ide tentang pengiriman bantuan ke Gaza.

Sejak Jumat (24/11/2023) pekan lalu, Israel dan Hamas telah melaksanakan gencatan senjata selama empat hari. Masih belum diketahui, apakah gencatan senjata akan berlanjut. Sejauh ini jumlah warga Gaza yang terbunuh akibat serangan Israel yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 telah melampaui 14.500 jiwa. Mereka termasuk 6.000 anak-anak dan 4.000 perempuan. Sementara korban luka mencapai sekitar 33 ribu orang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement