REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini agama dan juga tokoh agama memiliki peran penting dalam menciptakan perdamaian dan kerukunan di suatu negara maupun di dunia.
Hal ini disampaikan Jokowi pada acara peresmian pembukaan R20 International Summit of Religious Authorities di Jakarta, Senin (27/11/2023).
"Indonesia meyakini peran agama, peran tokoh-tokoh agama dan masyarakat sangat penting dalam menciptakan perdamaian, dalam menciptakan kerukunan, dan kebersamaan baik di dalam suatu negara, di dalam kawasan maupun dunia," kata Jokowi.
Karena itu, Jokowi sangat menghargai dan mengapresiasi penyelenggaraan forum R20 International Summit of Religious Authorities ini. Ia mengajak agar dialog lintas agama dan lintas bangsa dalam forum ini bisa menjembatani perbedaan dan menghentikan pertikaian di dunia.
"Sehingga dunia yang damai, dunia yang rukun, dunia yang sejahtera mampu kita wujudkan bersama," kata dia.
Jokowi menilai perang yang terjadi di era modern saat ini sudah tak bisa dinalar. Pembantaian terhadap masyarakat bahkan dilakukan secara terang-terangan.
"Karena sungguh tidak masuk di nalar, sungguh tidak masuk dalam nurani kita di dunia yang super modern sekarang ini masih terjadi perang, dan pembantaian secara terang-terangan yang merenggut warga sipil, yang merenggut perempuan dan anak-anak," kata Jokowi.
Jokowi pun menegaskan bahwa tragedi kemanusiaan si Palestina tidak bisa ditoleransi sedikit pun. Karena itu, dia menegaskan perlunya segera melakukan gencatan senjata dan mempercepat penyaluran bantuan kemanusiaan. "Dan perlu diingat damai harus segera dimulai," ujarnya.
Indonesia, kata Jokowi, meyakini bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Bahkan hal tersebut juga dinyatakan dalam konstitusi Indonesia.
Baca juga: Tujuh Kerugian Ekonomi Zionis Israel Akibat Agresinya di Jalur Gaza
Jokowi menyampaikan, Indonesia memiliki pengalaman panjang dalam merajut keberagaman, menjembatani perbedaan, serta mempersatukan kemajemukan. Indonesia, lanjut dia, memiliki penduduk hampir mencapai 280 juta yang terdiri dari 714 suku, lebih dari 1.300 bahasa daerah, dan juga beragam agama.
"Bukan hal yang mudah untuk mempersatukannya, tapi kita bisa dan kita bersyukur bahwa Indonesia mampu mengikis ego kesukuan, mampu mengikis ego keagamaan, mampu mengiksi ego kedaerahan, sehingga mampu mewujudkan bhinneka tunggal ika, unity in diversity," jelasnya.
Menurut Jokowi, persatuan di Indonesia tidak akan terwujud jika tak didukung oleh para pemimpin agama yang mengajarkan cinta Tanah Air dan toleransi.