Senin 27 Nov 2023 17:40 WIB

Nyamuk Ber-Wolbachia Disebar di Bandung, Penurunan Kasus DBD Dapat Terlihat Tahun Depan

Nyamuk ber-Wolbachia bantu tekan kasus DBD di Yogyakarta hingga 70 persen.

Nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebab penyakit DBD( (ilustrasi). Penyebaran nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia menjadi strategi baru untuk mengatasi penularan kasus demam berdarah dengue di Indonesia.
Foto: www.freepik.com
Nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebab penyakit DBD( (ilustrasi). Penyebaran nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia menjadi strategi baru untuk mengatasi penularan kasus demam berdarah dengue di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Jawa Barat telah menyebarkan sebanyak 154 ribu telur nyamuk ber-Wolbachia untuk mengendalikan kasus demam berdarah dengue (DBD). Butuh waktu satu hingga dua tahun untuk mengetahui penurunan kasus DBD dalam metode wolbachia yang saat ini tengah diterapkan.

“Untuk penurunan kasus akan terlihat satu hingga dua tahun ke depan, jadi apakah berdampak terhadap penurunan kasus atau tidak, kami bisa berani menjawab paling cepat tahun depan,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian di Bandung, Senin (27/11/2023).

Baca Juga

Telur nyamuk ber-Wolbachia pertama kali disebar pada tanggal 31 Oktober. Evaluasi kemudian dilakukan setelah dua pekan.

"Lalu diisi lagi dengan telur yang baru dan proses itu terus berlangsung kurang lebih enam bulan,” kata Anhar.

Menurut Anhar, penyebaran telur nyamuk ber-Wolbachia saat ini baru diimplementasikan di satu kelurahan di Kecamatan Ujungberung sebagai proyek percontohan yang ditunjuk langsung oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Pihaknya juga akan menerapkan metode tersebut di empat kelurahan lain di Kecamatan Ujungberung.

“Untuk tahapan, sudah dilakukan hampir satu tahun lalu mulai dari sosialisasi, koordinasi kemudian dilakukan berbagai kegiatan terkait persiapan penyebaran telur nyamuk wolbachia itu sendiri,” katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement