Senin 27 Nov 2023 18:09 WIB

Dokter Paru Indonesia Pantau Perkembangan Lonjakan Kasus Pneumonia di China

China mengalami lonjakan kasus penyakit pneumonia.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Reiny Dwinanda
Anak sakit (ilustrasi). Anak-anak di China banyak yang terinfeksi pneumonia mycoplasma.
Foto: www.pixabay.com
Anak sakit (ilustrasi). Anak-anak di China banyak yang terinfeksi pneumonia mycoplasma.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) terus mengikuti perkembangan lonjakan kasus penyakit pneumonia di China. Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi PDPI saat ini masih melakukan kajian tetang informasi-informasi terkait peningkatan kasus pneumonia pada anak tersebut.

"Kami mengikuti kasus di China tersebut dan terus mempelajari berbagai data-data yang ada dari berbagai sumber," jelas Ketua Umum PDPI Agus Dwi Susanto kepada Republika.co.id, Senin (27/11/2023).

Baca Juga

Agus menyampaikan, Pokja Infeksi PDPI juga berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terkait isu itu. Oleh sebab itu, pihaknya masih belum bisa menyampaikan banyak informasi mengenai langkah kewaspadaan yang harus diambil Indonesia.

Dihubungi secara terpisah, mantan direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama menjelaskan, peningkatan kasus pneumonia seiring dimulainya musim dingin di belahan Utara, termasuk di China, memang telah menjadi perhatian sejak pertengahan Oktober. Pada 13 November 2023, China melaporkan peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan, khususnya pada anak-anak.

Tjandra menjelaskan, Pemerintah China saat itu mengungkapkan hal itu terjadi akibat sudah dilonggarkannya aturan terkait pencegahan Covid-19. Faktor datangnya musim dingin juga turut andil.

"Patogen penyebabnya diduga bukanlah organisme baru, melainkan penyebab penyakit yang sudah dikenal selama ini seperti mycoplasma pneumoniae, respiratory syncytial virus (RSV), dan lain-lain. Tentu mungkin juga Covid-19, walaupun belum pasti," kata Tjandra kepada Republika.co.id.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement