REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Utara (Sulut), Pendeta Lucky Rumopa menyampaikan, tidak boleh membela Israel karena Israel itu berbeda dengan kekristenan.
"Saya seorang pendeta dan pimpinan gereja juga sudah mengimbau bahwa gereja punya sikap tidak boleh membela Israel karena Israel itu berbeda dengan kekristenan," kata Pendeta Lucky kepada Republika, Senin (27/11/2023)
Pendeta Lucky juga menyampaikan bahwa pihaknya telah menyampaikan rilis untuk mengecam tindakan Israel.
"Jadi kami kecam juga tindakan Israel yang membabi buta, juga tindakan Hamas yang membabi buta," ujar Pendeta Lucky.
Mengenai berkibarnya bendera Israel di Bitung, Pendeta Lucky mengatakan, memang pengibaran bendara itu terjadi karena di masyarakat masih ada persepsi yang keliru tentang Israel. Mereka menganggap Israel sebagai bangsa pilihan, padahal di dalam kekristenan sudah tidak ada lagi bangsa pilihan. Karena bagi umat kristen, Israel itu sudah berubah wujud jadi Kristus Yesus. Jadi bukan lagi Israel sebagai bangsa.
"Jadi banyak orang Kristen kliru menempatkan posisi Israel dalam konteks kekristenan, itu yang harus diluruskan dan diberi edukasi, tokoh-tokoh kristen juga sudah menyampaikan kepada umat, cuma biasa dalam kehidupan masyarakat ada yang pendidikannya rendah jadi tidak menangkap, mereka cuma mendengar ajaran-ajaran sepintas," jelas Pendeta Lucky.
Pendeta Lucky menyampaikan, adanya bendera Israel mungkin karena sudah ada gesekan sosial yang saling memanasi sebelumnya antara Palestina dan Israel, jadi dua kubu. Lebih banyak kelirunya itu, jadi mungkin karena situasional saja.
Tapi tidak ada unsur-unsur agama, apalagi gereja mendukung Israel (tidak ada), Saya sebagai ketua FKUB (Sulawesi Utara) dan pendeta GMIM yang merupakan gereja terbesar di Sulawesi Utara, kami sudah berapa kali menyerukan untuk mengecam juga tindakan Israel itu, sebab tindakan Israel juga di Palestina juga empat gereja hancur," jelas Pendeta Lucky.
Pendeta Lucky menambahkan, Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) hampir sama dengan Nahdlatul Ulama (NU), moderat. Gereja terbesar di Sulawesi Utara itu GMIM yang moderat.
"Bagaimana mau membela Israel Yahudi sementara mereka yang menyalibkan Yesus, saya juga sebagai FKUB mengecam juga tindakan Israel," ujar Pendeta Lucky.
Kondisi Kota Bitung, lihat halaman berikutnya >>>