REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cawapres nomor urut dua, Muhaimin Iskandar, mengkritisi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang dirasa masih belum layak ditinggali. Wakil Ketua MPR RI, Yandri Susanto menilai, komentar itu kurang pas.
Ia merasa, pembangunan di Jakarta sudah melimpah ruah. Karenanya, Yandri berpendapat, pembangunan yang semegah di Jakarta harus bisa diperluas, tidak lagi di kota besar tapi sudah harus menjangkau daerah kecil.
Termasuk, lanjut Yandri, daerah-daerah yang perputaran ekonominya belum sebaik Jakarta selama ini. Karenanya, ia menilai, apa yang dilakukan Presiden Joko Widodo memindahkan ibu kota dari Jakarta sudah tepat.
"Apa yang dilakukan oleh Bapak Jokowi sudah benar," kata Yandri, Senin (27/11).
Bagi Yandri, pembangunan di Jakarta sudah cukup dan persoalan nanti pengungsian selama pembangunan bisa diatur lebih lanjut. Tapi, ia menekankan, pembangunan ke daerah-daerah kecil sudah wajib dilakukan.
Maka itu, Yandri mengkritik calon-calon pemimpin yang memiliki pola pikir kalau pembangunan itu cuma dibutuhkan kota-kota besar. Ia menegaskan, pembangunan dibutuhkan semua, termasuk hutan-hutan.
"Jangan calon pemimpin mengatakan kalau membangun itu dari kota saja, sedangkan hutan jangan dibangun, menurut saya itu sebuah kekeliruan," ujar Yandri.
Yandri menambahkan, daerah-daerah yang terpencil sangat bisa dibangun agar sumber-sumber himpitan ekonomi baru bisa tumbuh. Serta, perputaran manusia bisa lebih banyak ke daerah yang dianggap tidak produktif.
"Maka, yang dikatakan salah satu cawapres atau capres itu menurut saya kurang pas," kata Yandri.
Sebelumnya, Cak Imin menyatakan, sampai saat ini IKN Nusantara belum layak ditinggali. Cawapres nomor urut satu itu merasa, itu sekadar pilihan pribadi atau referensi pribadi saja soal tempat tinggal.
"Itu kan pilihan saja, lagi enak di Jakarta, tiba-tiba disuruh ke hutan, entar dulu," ujar Cak Imin usai menghadiri Indonesia Millenial dan Gen Z Summit di Jakarta, Ahad (26/11).