REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Moskow menghargai niat baik Hamas untuk membebaskan sandera yang memegang paspor Rusia dan akan terus mengupayakan pembebasan warga Rusia lainnya, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova dalam sebuah komentar.
"Kami menilai positif niat baik dari kepemimpinan Hamas dan kesiapannya untuk kerja sama konstruktif dalam menangani isu-isu kemanusiaan yang sangat penting bagi kami," kata Zakharova, dilansir Senin (27/11/2023).
"Bekerja sama dengan semua pihak yang terlibat, kami akan terus mengupayakan pembebasan warga Rusia yang disandera di Gaza," ujarnya.
Zakharova mengatakan bahwa warga negara Rusia, Ron Krivoy, telah dibebaskan pada tanggal 26 November lalu oleh Hamas berkat upaya Kementerian Luar Negeri Rusia. "Operasi kemanusiaan ini dilakukan melalui koordinasi dengan pihak berwenang Israel dan dengan bantuan Komite Palang Merah Internasional," katanya.
"Kami menarik perhatian pada fakta bahwa rekan kami diberi kesempatan untuk kembali ke rumah tanpa ada kaitan dengan pemenuhan persyaratan yang disepakati antara Israel dan Hamas, yang dimediasi oleh Qatar, untuk pertukaran sebagian perempuan dan anak-anak yang disandera di Gaza dengan tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel."
Pada tanggal 22 November, Hamas melaporkan tercapainya gencatan senjata kemanusiaan selama 4 hari di Jalur Gaza dengan Israel, yang ditengahi oleh Mesir dan Qatar.
Kesepakatan tersebut mencakup pembebasan bertahap 50 anak-anak, remaja (di bawah 19 tahun) dan wanita yang ditahan di daerah kantong dengan imbalan 150 remaja (di bawah 19 tahun) dan wanita dari penjara-penjara Israel. Gencatan senjata mulai berlaku pada 24 November pukul 08.00 waktu Moskow (05.00 WIB).