REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG—Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia (UNIBI) menggelar upacara Wisuda Tahun Akademik 2023/2024 di Amarthapura Ballroom, eL Hotel Royale, Bandung. Wisuda yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 25 November 2023 ini disebut sangat spesial dibanding sebelumnya, karena menjadi pergelaran wisuda terbesar dalam sejarah UNIBI.
“Saudara sekalian, jumlah wisudawan tahun ini menjadi yang terbanyak, saya mengingatkan bahwa kuantitas saja tidak cukup, perlu diiringi dengan kualitas,” ujar Rektor UNIBI, Prof. Dr. Ir. Bob Foster dalam keterangan yang diterima Republika, Senin (27/11/2023).
Dia mengatakan, wisuda ke 16 UNIBI kali ini diikuti oleh 472 peserta, 113 di antaranya Lulus Cumlaude (dengan pujian). Jumlah ini menjadi yang terbesar sepanjang sejarah wisuda UNIBI. Dia berpesan kepada wisudawan untuk mampu mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh ke dalam dunia professional, tidak hanya bekerja di sektor industry tetapi yang lebih penting tentunya membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dengan menjadi entrepreuneur.
“Saya berpesan agar saudara wisudawan menjadi insan yang bermartabat, berilmu, mampu membawa solusi dan berdampak bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini bisa terjadi jika saudara memaksimalkan karakter dengan kemampuan 6C yaitu character, citizenship, critical thinking, creativity, collaboration, dan communication,” pesan Rektor kepada para wisudawan.
Dia juga menyinggung tantangan yang akan dihadapi para wisudawan dalam memasuki era bonus demografi pada 2030 mendatang, terutama di era disrupsi teknologi dan gempuran Internet of Things (IoT). Agar mampu berperan dan berkontribusi optimal, alumni UNIBI harus adaptif, harus menjadi pemimpin yang mampu multitasking, berjejaring luas dan yang terpenting mampu berinovasi terutama dalam bidang entrepreneur yang menjadi keunggulan UNIBI, himbaunya.
Berdasarkan prediksi dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi pada kurun 2030-2040. Artinya, pada kurun waktu tersebut kondisi masyarakat Indonesia akan didominasi oleh usia produktif (15-64 tahun) dibandingkan usia nonproduktif.
BPS memperkirakan ada setidaknya ada sekitar 64 persen usia produktif dari total penduduk yang diproyeksikan, yakni 297 juta jiwa. Kondisi itu merupakan keuntungan besar bagi Indonesia untuk menjadi negara dengan produktivitas tinggi. Dalam istilah demografi, kondisi dengan populasi itu disebut piramida cembung.
Jika itu terjadi, maka produktivitas Indonesia akan mengalahkan negara Jepang yang pada masa depan penduduknya lebih banyak yang berusia tua. Bila Indonesia ingin mendapatkan keuntungan demografis, maka tidak ada cara yang paling efektif, kecuali dengan meningkatkan jumlah para wirausahawan usia muda atau produktif tersebut.
“Ini adalah kesempatan emas bagi kemajuan negara kita Indonesia apabila bisa memanfaatkannya,” ujar Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat menghadiri peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional Tahun 2023 yang digelar di Britama Arena, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Sabtu, 25 November 2023.
Oleh sebab itu, Presiden menekankan bahwa pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci untuk menuju Indonesia Maju. Bahkan, beberapa lembaga internasional juga mengatakan hal serupa.
“Saya sudah berbicara dengan banyak lembaga-lembaga internasional, kuncinya itu ada di pembangunan sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia itu menjadi kunci,” ucap Presiden.