Senin 27 Nov 2023 21:29 WIB

Sosialisasikan Islam Moderat, Wapres: Sikap Berlebihan Memantik Islamofobia

Islam moderat membawa kedamaian.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Erdy Nasrul
Wakil Presiden KH Maruf Amin saat bertemu dengan Presiden Slovakia Zuzana Caputova di Istana Presiden Slovakia di Bratislava, Senin (27/11/2023).
Foto: Republika/ Fauziah Mursid
Wakil Presiden KH Maruf Amin saat bertemu dengan Presiden Slovakia Zuzana Caputova di Istana Presiden Slovakia di Bratislava, Senin (27/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BRATISLAVA--Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menyosialisasikan konsep Islam wasathiyah atau moderat saat bertemu komunitas muslim atau Islamic Foundation serta pebisnis halal di Slovakia pada Ahad (26/11/2023). Wapres menilai perlunya penguatan konsep Islam moderat untuk menghadapi tantangan Islam secara global saat ini mulai dari fenomena ekstremisme, radikalime dan Islamofobia

"Ekspresi keagamaan yang berlebihan (tatharruf, ifrathy) dapat melahirkan fenomena ekstremisme dan tindak kekerasan atas nama agama, yang memantik munculnya Islamofobia," ujar Kiai Ma'ruf dalam sambutan di Hotel Grand River Park, Bratislava, Slovakia.

Baca Juga

Karena itu, Kiai Ma'ruf berharap nilai ini juga yang dipromosikan komunitas muslim di Slovakia dalam mewujudkan Islam yang maju, toleran dan damai di Slovakia. Kondisi ini kata Wapres berakar dari pemahaman ajaran Islam yang moderat.

"Tantangan yang dihadapi oleh Islam di Slovakia tentu berbeda dengan di Indonesia. Namun, kepentingan kita sama, yaitu komitmen membangun peradaban Islam yang maju, toleran, dan damai, yang berakar dari pemahaman ajaran Islam yang moderat," ujarnya.

Kiai Ma'ruf menekankan pentingnya ekspresi keagamaan yang inklusif dan moderat. Hal ini bisa diwujudkan melalui dialog antaragama dan antarbudaya toleransi antarpemeluk agama, menghormati kebebasan beragama, serta meneguhkan etika sosial dan nilai-nilai universal dalam pencegahan potensi konflik lintas agama.

Sebab, menurut Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini, ajaran Islam memiliki karakter fleksibel dan solutif. "Hal ini mendorong cara berpikir keagamaan, yang lebih sesuai dengan tantangan zaman modern," ujarnya.

Di Indonesia sendiri, kata Wapres, memiliki kehidupan yang  sangat plural dengan beragam agama dan etnis. Indonesia juga telah menerapkan konsep moderat, yakni warga negara yang berkedudukan setara, tunduk dan patuh pada konstitusi dan hukum negara yang berlaku.

"Kami juga memiliki sembiyan kehidupan kebangsaan bhineka tunggal ika srrta ideologi dan dasa negara Pancasila," ujarnya.

Hadir dalam pertemuan Direktur Islamic Foundation di Slovakia Mohamad Safwan Hasna, Prof pada University Slovakia Fakultas Pertanian di Nitra Doc. Artan Quneti, Pemilik Elezi, SRO MUDr Kemal Elezi, Pejabat pada Yayasan Islam Slovakia Maroš Žofčin, Pengusaha di bidang konstruksi Ivan Belus, Ilmu Politik pada Universitas Ss. Cyril dan Methodius di Trnava Jozef Lenc, political scientist.

Wapres didampingi Duta Besar RI di Bratislava Pribadi Sutiono, Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Suprayoga Hadi, Deputi Bidang Administrasi Sapto Harjono Wahjoe Sedjati, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Umum Masykuri Abdillah, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah M. Imam Azis, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Politik dan Hubungan Kelembagaan Robikin Emhas, Staf Khusus Wapres Zumrotul Mukaffa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement