REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bentangan kain batik dari berbagai daerah di Nusantara menghiasi dinding dan rak di museum seni Acaraki Terrace. Pajangan wayang, mesin tik lawas, alat musik tradisional, dan beragam produk warisan budaya Indonesia juga memanjakan mata.
Museum mini tersebut ada di lantai dua Acaraki Terrace yang berlokasi di Kawasan Kota Tua, Jakarta. Saat ini, pengunjung gerai jamu Acaraki Terrace bisa menyambangi museum itu di hari Sabtu dan Ahad, lantas museum akan beroperasi secara reguler dan buka setiap hari mulai Januari 2024.
Supervisor Acaraki, Ridho Putra Gunawan, menjelaskan alasan gerainya menghadirkan museum seni berskala kecil tersebut. Ridho mengatakan, seperti halnya jamu, berbagai produk budaya yang ada di museum itu juga merupakan warisan budaya Nusantara.
"Jamu adalah warisan Indonesia, dan Acaraki memiliki tujuan agar generasi berikutnya tahu jamu, mengenal jamu, dan mau minum jamu. Acaraki juga ingin agar customer terinspirasi juga melestarikan warisan Indonesia lainnya, seperti cerita rakyat, alat musik, batik, dan lainnya," kata Ridho.
Selain melihat sejumlah koleksi menarik dari berbagai daerah, Acaraki Terrace juga menghadirkan kegiatan yang bisa diikuti pelanggan, seperti membatik bersama. Hasil motif batik yang dibuat pelanggan bisa digunakan untuk menghias kartu pos.
Jika pengunjung bertandang ke Kawasan Kota Tua, terdapat dua gerai, yakni Acaraki dan Acaraki Terrace yang bersebelahan. Ridho menjelaskan perbedaan antara keduanya. Selain keberadaan museum seni, Acaraki Terrace juga lebih fokus pada menu jamu specialty serta jamu retail. Sementara, Acaraki fokus pada jamu new wave.
Jamu specialty merupakan menu orisinal jamu yang dibuat dengan alat-alat kopi, seperti kunyit asam dan beras kencur yang dibuat memakai metode espresso, french press, V60, dan lainnya. Untuk retail yang dimaksud, berbagai rempah yang digunakan untuk membuat jamu itu nantinya bisa dibeli oleh pelanggan.
"Kami akan menjual rempah-rempah mentah. Saat ini sudah ada dari Bali, Wonogiri, Kulonprogo, dan Sukabumi. Ke depan akan komplet dari berbagai daerah di Nusantara. Karena rempah-rempah kita, yang berasal dari daerah berbeda, berbeda juga rasanya," ujar Ridho.
Untuk semakin mengenalkan jamu kepada khalayak luas, secara berkala Acaraki menggelar kelas jamu. Pada sesi itu, pelanggan bisa mempelajari seluk-beluk jamu, dengan materi sejarah jamu, perkembangan jamu dari masa ke masa, cara pembuatan jamu ala Acaraki, dan berbagai hal lainnya.