Selasa 28 Nov 2023 09:00 WIB

Wapres Ma'ruf Bertemu Presiden Slovakia Bahas Soal Belum Adanya Masjid

Saat ini di Slovakia belum memenuhi ketentuan untuk membangun masjid.

Wakil Presiden KH Maruf Amin saat bertemu dengan Presiden Slovakia Zuzana Caputova di Istana Presiden Slovakia di Bratislava, Senin (27/11/2023).
Foto: Republika/ Fauziah Mursid
Wakil Presiden KH Maruf Amin saat bertemu dengan Presiden Slovakia Zuzana Caputova di Istana Presiden Slovakia di Bratislava, Senin (27/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BRATISLAVA -- Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin dalam pertemuan dengan Presiden Slovakia Zuzana Čaputová, Senin (27/11/2023) sore waktu setempat, menyampaikan mengenai kondisi kaum Muslim di negara tersebut yang belum memiliki masjid.

"Saya bilang juga, terus terang banyak warga kita yang Muslim belum punya masjid di sini," kata Wapres Ma’ruf dalam pertemuan di Istana Presiden Slovakia, Bratislava.

Baca Juga

Merespons pernyataan Wapres Ma’ruf tersebut, Presiden Caputova mengatakan bahwa kondisi saat ini di Slovakia belum memenuhi ketentuan untuk membangun masjid. "Beliau sampaikan bahwa belum cukup aturannya di sini," ujar Kiai Ma'ruf.

Sebelumnya, Wapres menyampaikan bahwa terdapat syarat membangun masjid di Slovakia yakni sudah terdapat 50.000 pemeluk agama Islam. Selain terkait dengan keagamaan, Wapres Ma’ruf juga menyampaikan mengenai keprihatinan Indonesia terhadap konflik-konflik global, salah satunya konflik di Gaza, antara Israel dan Palestina.

Kepada Presiden Caputova, Wapres Ma’ruf mengatakan bahwa Indonesia menyuarakan pentingnya penghentian pertempuran di Gaza, dan tercipatnya solusi permanen untuk penyelesaian konflik di Gaza. "Two tate Solution (solusi dua negara), kita setuju itu," kata Ma’ruf.

Wapres Ma’ruf mengajak seluruh pemimpin di dunia, termasuk Slovakia, untuk bersama-sama menyuarakan perdamaian untuk seluruh penduduk dunia. Selain masalah konflik Gaza, Wapres Ma’ruf juga membawa misi peningkatan hubungan bilateral saat Presiden Caputova. Wapres mendorong peningkatan kerja sama ekonomi, khususnya dalam bidang energi baru terbarukan, energi hijau, perdagangan dan juga kerja sama pertahanan.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement