Selasa 28 Nov 2023 08:23 WIB

Rusia Kutuk Serangan Israel ke Bandara Damaskus Suriah

Moskow menilai, serangan tersebut merupakan tindakan provokatif dan berbahaya.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Bandara Damaskus. Bandara Internasional Damaskus di Suriah mengalami kerusakan signifikan pada infrastrukturnya akibat serangan udara Israel.
Foto: Wikipedia
Bandara Damaskus. Bandara Internasional Damaskus di Suriah mengalami kerusakan signifikan pada infrastrukturnya akibat serangan udara Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemerintah Rusia mengutuk serangan udara Israel ke Bandara Internasional Damaskus di Suriah pada Ahad (26/11/2023) lalu. Moskow menilai, serangan tersebut merupakan tindakan provokatif dan berbahaya.

“Kami mengutuk keras serangan provokatif terbaru Israel terhadap fasilitas infrastruktur sipil penting Suriah,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam sebuah pernyataan, Senin (27/11/2023), dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.

Baca Juga

Zakharova menyoroti serangan Israel ke Suriah yang dilancarkan di tengah bergolaknya konflik Israel-Palestina. “Kami yakin bahwa praktik keji seperti itu memiliki konsekuensi yang sangat berbahaya, terutama dalam konteks memburuknya situasi di zona konflik Palestina-Israel dan akibatnya meningkatkan ketegangan regional,” ucapnya.

Serangan udara Israel pada Ahad lalu telah menyebabkan Bandara Damaskus tak dapat beroperasi. Hal itu memaksa penerbangan yang masuk dialihkan ke tempat lain.

Terkait respons Rusia, Moskow diketahui merupakan sekutu Damaskus. Sejak September 2015, Rusia telah membantu pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam memerangi kelompok teroris dan oposisi bersenjata di negaranya. Berkat bantuan Rusia, kini pemerintahan Assad menguasai kembali sebagian besar wilayah Suriah yang sebelumnya dikontrol kelompok teroris dan oposisi bersenjata.

Sementara itu, terkait pertempuran di Jalur Gaza, Rusia telah menjadi salah satu negara yang menyoroti penderitaan penduduk sipil di wilayah tersebut akibat agresi Israel. Hal itu membuat hubungan Moskow dan Tel Aviv cukup dibekap ketegangan. Rusia pun sudah dengan tegas menyatakan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina.

Dalam sesi khusus Majelis Umum PBB tentang Palestina yang digelar 1 November 2023, Duta Besar Rusia untuk PBB Vasiliy Nebenzya sempat menyampaikan bahwa Israel, sebagai negara yang menduduki atau menjajah Palestina, tidak memiliki hak untuk membela diri. Dalam pernyataannya, Nebenzya terlebih dulu menyoroti kemunafikan AS dan para sekutunya terkait konflik Israel-Palestina yang sedang berlangsung.

Menurut Nebenzya, di luar isu konflik Palestina, AS dan sekutunya kerap menyerukan kepatuhan terhadap hukum kemanusiaan, membentuk komisi investigasi, serta menjatuhkan sanksi terhadap mereka yang menggunakan kekerasan.

“Dan hari ini, melihat kehancuran yang mengerikan di Gaza, yang melebihi apa yang mereka kritik dalam konteks regional lainnya – serangan terhadap fasilitas sipil, kematian ribuan anak-anak, dan penderitaan mengerikan warga sipil di tengah blokade total, mereka (AS dan sekutunya) pura-pura bungkam,” ujar Nebenzya, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

“Yang bisa mereka (AS dan sekutunya) lakukan hanyalah terus mengatakan tentang dugaan hak Israel untuk membela diri, yang, sebagai negara pendudukan, tidak dimiliki Israel, seperti yang dikonfirmasi oleh keputusan konsultatif Mahkamah Internasional pada tahun 2004,” tambah Nebenzya.

Dia menekankan, Rusia mengakui hak Israel untuk menjamin keamanannya. “Kami mengakui hak-hak Israel untuk menjamin keamanannya. Keamanan ini hanya dapat dijamin sepenuhnya jika kita menyelesaikan masalah Palestina berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan,” ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement