Selasa 28 Nov 2023 10:43 WIB

Konferensi Mediterania di Spanyol Fokus Bahas Perang Israel-Hamas

Solusi dua negara tidak bisa terus menjadi bahan pembicaraan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
 Delegasi dari negara-negara anggota Uni Eropa (UE) dan negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) bertemu di Barcelona, Spanyol bahas Gaza
Foto: AP/Julia Nikhinson
Delegasi dari negara-negara anggota Uni Eropa (UE) dan negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) bertemu di Barcelona, Spanyol bahas Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Delegasi dari negara-negara anggota Uni Eropa (UE) dan negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) bertemu di Barcelona, Spanyol, pada Senin (27/11 /2023). Mereka membahas krisis di Gaza.

Sebanyak 42 delegasi berkumpul di forum Union for the Mediterranean, dan banyak yang diwakili oleh menteri luar negeri. Kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell dan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman al-Safadi memimpin pertemuan tersebut.

Baca Juga

Al-Safadi ingin pertemuan itu akan membantu menjembatani kesenjangan antara negara-negara Arab dan Eropa. Dia ingin mendesak para pejabat yang menghadiri pertemuan tersebut untuk mendukung solusi dua negara yang mengakui sebuah negara Palestina.

“Teman-teman, Eropa mempunyai peran penting. Solusi dua negara tidak bisa terus menjadi bahan pembicaraan," kata Safadi.

Forum Union for the Mediterranean yang diadakan seharusnya fokus pada peran kelompok tersebut tersebut 15 tahun setelah pendiriannya. Namun pembahasan menjadi terfokus pada krisis di Gaza. Israel tidak menghadiri forum tersebut.

Borrell mengatakan dia menyesalkan ketidakhadiran Israel. Ia pun mengulangi kecamannya atas serangan Hamas, sambil menyerukan agar Israel mengakhiri serangannya secara permanen yang menurutnya telah merenggut nyawa lebih dari 5.000 anak.

“Satu kengerian tidak bisa membenarkan kengerian lainnya. Perdamaian antara Israel dan Palestina telah menjadi keharusan strategis bagi seluruh komunitas Euro-Mediterania dan sekitarnya," ujarnya dikutip dari Al Arabiyah.

Borrell mengatakan dia ingin pertemuan tersebut fokus pada bagaimana menangani krisis kemanusiaan di Gaza setelah permusuhan akhirnya berhenti. Menurut seorang pejabat senior UE yang tidak berwenang untuk berbicara secara terbuka, UE ingin PBB mengambil peran utama dalam menetapkan cara terbaik untuk mengisi kekosongan keamanan jika pasukan Israel mengalahkan Hamas.

Menurut Borrell dalam pidato pembukaannya, bahwa ada mitra Arab yang tidak ingin membicarakan hari setelahnya di Gaza tanpa memiliki prospek politik yang jelas dan kredibel. Dia menegaskan, mereka harus sepakat hari ini untuk bekerja sama membangun cakrawala politik seperti itu.

Sedangkan Menteri Luar Negeri Saudi menegaskan, eskalasi yang berkelanjutan tidak akan menghasilkan tujuan strategis bagi pihak mana pun. “Satu-satunya akibat yang pasti adalah kehancuran yang lebih besar, radikalisasi, dan pembantaian lebih lanjut yang mengorbankan nyawa warga Palestina, serta keamanan regional, termasuk Israel. Sejak krisis ini terjadi, kami dengan jelas mengutuk semua tindakan yang menargetkan warga sipil dalam bentuk apa pun. Di kedua sisi," kata Pangeran Faisal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement