Selasa 28 Nov 2023 11:53 WIB

Penahanan Direktur RS Al Shifa Diperpanjang 45 Hari

Direktur RS Al Shifa dikabarkan menghadapi penyelidikan dengan tuduhan membantu Hamas

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Para pemuda Palestina di Jalur Gaza bergotong royong membersihkan kompleks Rumah Sakit (RS) Al-Shifa pada Ahad (26/11/2023).
Foto: AP
Para pemuda Palestina di Jalur Gaza bergotong royong membersihkan kompleks Rumah Sakit (RS) Al-Shifa pada Ahad (26/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Penahanan Direktur Rumah Sakit Al Shifa di Gaza, Dr. Muhammad Abu Salamiya, telah diperpanjang selama 45 hari. Dia dikabarkan menghadapi penyelidikan dengan tuduhan membantu musuh.

Abu Salamiya ditahan oleh militer Israel setelah pengepungan dan menggerebek Rumah Sakit Al-Shifa pada 22 November 2023. Menurut keterangan militer Israel, Abu Salmiya ditahan untuk diinterogasi atas klaim sepihak Israel yang menyebut rumah sakit tersebut jadi markas Hamas.

Baca Juga

Penahanan Abu Salamiya terjadi ketika petugas medis sedang melakukan perjalanan dalam konvoi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membawa pasien. Rombongan ini kemudian dihentikan dan para petugas medis, termasuk Abu Salamiya, ditahan oleh pasukan Israel.

WHO telah menyatakan keprihatinannya atas nasib kepala Rumah Sakit Al Shifa yang ditahan oleh tentara Israel. Dalam keterangan pada 24 November, WHO menjelaskan, direktur rumah sakit terbesar di wilayah Palestina yang terkepung telah ditangkap bersama dengan lima petugas kesehatan lainnya. Penangkapan ini terjadi ketika mereka mengambil bagian dalam misi PBB untuk mengevakuasi pasien.

“Tiga personel medis dari Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina dan tiga dari Kementerian Kesehatan ditahan,” kata WHO dikutip dari Aljazirah.

Sejak itu, dua dari enam orang tersebut dilaporkan telah dipulangkan. "Kami tidak memiliki informasi mengenai kondisi empat staf kesehatan yang tersisa, termasuk direktur rumah sakit Al-Shifa,” ujar WHO.

Badan PBB tersebut menyerukan agar hak hukum dan hak asasi manusia para petugas medis itu dipatuhi sepenuhnya selama penahanan. Sedangkan, seorang juru bicara tentara Israel mengatakan pada 25 November, Abu Salmiya sedang diinterogasi.

“Kami saat ini sedang bergerak maju… menanyainya mengenai fakta bahwa dia adalah kepala rumah sakit yang sebenarnya berada di puncak jaringan teror. Bagaimana mungkin dia tidak tahu apa yang terjadi? Kami punya sandera yang ada di CCTV di rumah sakitnya," kata juru bicara militer Israel Doron Spielman.

Rumah Sakit Al Shifa telah menjadi fokus utama serangan darat Israel di Gaza utara beberapa waktu lalu. Tentara Israel menuduh pejuang Hamas menggunakan kompleks terowongan di bawah fasilitas di Gaza City untuk melancarkan serangan. Hamas dan pejabat rumah sakit telah berulang kali membantah klaim tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement