REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahanan Palestina yang telah dibebaskan dari penjara-penjara Israel menceritakan perlakuan buruk yang mereka terima selama menjalani masa tahanan. Yasmine Shaaban dari Jenin adalah salah satu tahanan wanita yang dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel selama jeda kemanusiaan.
Shaaban mengatakan, kondisi di dalam penjara sangat sulit. Para tahanan tidak diberi makanan dan minuman. Bahkan mereka dipukuli oleh petugas Israel hampir setiap hari.
Shaaban mengatakan, selama ditahan dia tidak bisa berkomunikasi dengan keluarganya. Para tahanan digeledah, dipukuli, diasingkan, dan disemprot dengan gas airmata. Sejak Hamas melakukan serangan lintas batas ke Israel selatan pada 7 Oktober, Shaaban memiliki keyakinan bahwa dia dan para tahanan Palestina lainnya akan dibebaskan. Sejak itu pula, petugas Israel semakin meningkatkan kekerasan kepada para tahanan Palestina.
"Sejak hari pertama perang, kami tahu kami akan dibebaskan. Mereka (Israel) menindas kami, memukuli kami, mengucilkan kami, namun kami tahu kami akan pulang," ujar Shaaban, dikutip Resistance News Network.
Sementara itu, seorang remaja Palestina, Yazan Bani Jaber menceritakan penderitaannya selama menekam dalam penjara Israel sebelum dibebaskan. Yazan mengatakan, dia diinterogasi terlebih dahulu sebelum dibebaskan.
"Mereka memberi tahu kami bahwa kami akan dipindahkan, bukan dibebaskan. Administrasi penjara menangani kami dengan cara yang penuh dendam,"ujar Yazan.
"They beat me before releasing me from Nafha jail, then they beat me when I was being examined by the doctor. The situation is horrible in jails. They are getting back at the detainees."
- A testimony by one of the hostages, who were released today within the exchange deal. pic.twitter.com/a3UZrNP6Wi
— Quds News Network (@QudsNen) November 28, 2023
Yazan menghargai upaya Hamas dan sayap militernya, Brigade al-Qassam yang berupaya untuk membebaskan tahanan Palestina. Dia mengatakan, darah para syuhada pejuang Palestina sangat berarti bagi para tahanan.
Tahanan perempuan Palestina lainnya yang dibebaskan yaitu Itaf Jeradat mengatakan, situasi di penjara Israel sangat buruk. Petugas penjara Israel menempatkan Jeradat ke dalam ruang isolasi selama tiga hari dan menjadi sasaran pemukulan.
"Saya menjadi sasaran pemukulan meskipun saya memiliki kondisi medis, diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung," ujar Jeradat.