Selasa 28 Nov 2023 14:23 WIB

Satelit Mata-Mata Korut Berhasil Foto Gedung Putih dan Pentagon

Korut sukses meluncurkan satelit mata-mata.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Foto yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) pada 22 November 2023 menunjukkan peluncuran roket pembawa tipe baru Chollima-1 yang membawa satelit pengintai Malligyong-1 di Tempat Peluncuran Satelit Sohae di Kabupaten Cholsan, Provinsi Phyongan Utara, Korea Utara, (21/11/2023).
Foto: EPA-EFE/KCNA
Foto yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) pada 22 November 2023 menunjukkan peluncuran roket pembawa tipe baru Chollima-1 yang membawa satelit pengintai Malligyong-1 di Tempat Peluncuran Satelit Sohae di Kabupaten Cholsan, Provinsi Phyongan Utara, Korea Utara, (21/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG – Korea Utara (Korut) mengatakan, satelit mata-mata yang baru saja mereka luncurkan telah berhasil mengambil foto Gedung Putih, Pentagon, dan armada kapal induk Amerika Serikat (AS). Pemimpin Korut Kim Jong-un sudah melihat foto-foto tersebut.

Kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA), dalam laporannya mengungkapkan, Kim melihat foto-foto satelit itu ketika dia menerima laporan operasi dari Pusat Kontrol Umum Administrasi Teknologi Dirgantara Nasional Pyongyang pada Senin (27/11/2023) pagi dan Selasa (28/11/2023) subuh. “Dia (Kim) mengamati foto satelit Gedung Putih dan Pentagon yang diambil pada Senin, pukul 23:36,” ungkap KCNA, Selasa (28/11/2023).

Baca Juga

KCNA menambahkan, satelit Korut juga berhasil mengambil foto Stasiun Angkatan Laut Norfolk, Galangan Kapal Newport News, dan lapangan terbang Virginia. “Empat kapal induk nuklir Angkatan Laut AS dan sebuah kapal induk Inggris terlihat dalam foto tersebut,” kata KCNA.

Korut meluncurkan satelit mata-mata Malligyong-1 dengan roket Chollima-1 jenis baru pada Selasa (21/11/2023) pekan lalu. Sebelumnya Korut sudah dua kali melakukan percobaan peluncuran satelit pada Mei dan Agustus lalu. Namun keduanya gagal mengorbit. Pyongyang sudah menyatakan akan meluncurkan beberapa satelit lagi dalam waktu dekat.

Korut mengungkapkan, sejak Malligyong-1 mengorbit, ia telah berhasil mengambil foto fasilitas militer utama milik Korea Selatan (Korsel) serta wilayah AS di Guam dan Hawaii. Namun Korut belum merilis foto satelit terkait.

Peluncuran satelit mata-mata oleh Korut telah menuai kecaman dari Korsel. Sebagai respons, Seoul memutuskan menangguhkan sebagian partisipasinya North-South Military Agreement (NSMA) yang disepakati dengan Pyongyang pada September 2018. Tujuan NSMA adalah mereduksi ketegangan antara kedua negara tersebut yang belum secara resmi berdamai sejak berakhirnya Perang Korea pada 1953.

Menanggapi langkah Korsel, Korut memutuskan menarik diri dari NSMA. “Mulai sekarang, tentara kami tidak akan pernah terikat oleh NSMA 19 September (2018). Kami akan menarik langkah-langkah militer yang bertujuan mencegah ketegangan dan konflik militer di semua bidang termasuk darat, laut dan udara, serta mengerahkan angkatan bersenjata yang lebih kuat dan perangkat keras militer jenis baru di wilayah sepanjang Garis Demarkasi Militer,” kata Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Korut, Kamis (23/11/2023), dilaporkan KCNA.

Kemenhan Korut menekankan, peluncuran satelit oleh negaranya merupakan sebuah langkah yang berkaitan dengan hak untuk membela diri serta pelaksanaan kedaulatan yang sah dan adil. Menurut mereka, langkah tersebut wajar diambil mengingat berbagai gerakan militer musuh di sekitar Semenanjung Korea.

Korut menilai, Korsel menjadi sangat histeris dengan konfrontasi karena menyebut hak hukum Pyongyang sebagai pelanggaran terhadap resolusi PBB dan tindakan ilegal. Korut pun menyoroti bagaimana Seoul tanpa ragu menangguhkan sebagian implementasi NSMA.

“NSMA 19 September telah lama direduksi menjadi sekadar secarik kertas karena tindakan yang disengaja dan provokatif dari orang-orang ‘Korsel’,” kata Kemenhan Korut.

NSMA disepakati bersama oleh mantan presiden Korsel Moon Jae-in dan pemimpin Korut Kim Jong-un ketika mereka menggelar pertemuan tingkat tinggi pada September 2018. Berdasarkan kesepakatan tersebut, Korut-Korsel sepakat memberlakukan zona penyangga di mana latihan penembakan dengan peluru tajam dihentikan, zona larangan terbang diterapkan dan beberapa pos penjagaan disisihkan. Terdapat beberapa tindakan lainnya yang tercakup dalam kesepakatan itu. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement