REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH — Universitas Ummul Quro, Makkah, Arab Saudi, bersiap menyambut peserta dauroh Bahasa Arab dari Indonesia. Mereka adalah para guru lembaga pendidikan Islam.
Mereka akan mengikuti program pendalaman Bahasa Arab sehingga akan mendapatkan wawasan mengenai penerapan Bahasa Arab langsung dari penutur asli Bahasa Arab di Saudi.
- Humor Gus Dur: Kuli di Saudi Berantem Pakai Bahasa Arab, Jamaah Haji Indonesia Angkat Tangan Dikira Sedang Berdoa
- Kisah Orang Jerman Keturunan Yahudi, Ahli Bahasa Arab, dan Gemar Baca Cerita Legendaris 1001 Malam
- Menkes: 50 Tahun Intervensi DBD Belum Pernah Berhasil Tekan Kasus, Wolbachia Beri Harapan
Ketua Yayasan ASFA Komjen Pol (Pur) Syafruddin secara khusus mengutus Wakil Ketua Lazis ASFA KH Anizar Masyhadi, MA untuk bertemu dengan Dekan di Univ Ummul Quro guna memastikan rencana program dauroh dapat berjalan dengan baik.
Di Makkah, secara terpisah, Anizar bertemu dengan Syaikh Prof Dr Hasan Al-Bukhori (Mantan Dekan Institut Pengajaran Bahasa Arab untuk orang asing, dan pengajar tetap di Masjidil Haram), Prof Dr Abdurrahman Al-Qorni (Dekan saat ini) dan Prof Dr Abdullah Nashir Al-Qorni, 24/11.
Dekan menyambut baik rencana ASFA dalam rangka percepatan pengembangan bahasa arab di berbagai pesantren dan lembaga pendidikan Islam di Indonesia, karena hal itu sejalan dengan misi Universitas Ummul Quro, yaitu menyebarkan bahasa Arab ke seluruh dunia.
Peserta dauroh ini akan diajarkan metode pengajaran bahasa Arab oleh para guru besar, profesor dan ahli dalam bidangnya, sehingga setelah selesainya dauroh, mereka akan mengajarkannya kepada ribuan santri dan santriwati yang ada di Indonesia.
Selain program dauroh di dalam kampus Univ Ummul Quro, peserta dauroh juga akan mengikuti program tahsin, tahfidz, dan metode pembelajaran cepat mengaji pada setiap sore hari di dalam Masjidil Haram.
Peserta dauroh juga akan diagendakan berkunjung bertemu dengan imam dan muadzin Masjidil Haram, sekaligus juga akan berkunjung ke museum sejarah Nabi yang ada di Madinah, kiswah dan lainnya.
Ketua Lazis ASFA H Muchlis Hasyim kepada media menyampaikan bahwa apa yang dilakukan ASFA adalah dalam rangka percepatan dan pengembangan SDM untuk melahirkan manusia unggul menuju Indonesia Emas tahun 2045.
Menurutnya, lahirnya ASFA didedikasikan untuk bangsa Indonesia dalam program; pendidikan, kemanusiaan (tasarruf untuk fakir miskin), kesehatan, dakwah dan sosial keagamaan.