Selasa 28 Nov 2023 20:08 WIB

Politisi PDI Perjuangan: Mari Lestarikan Semangat Reformasi!

Masyarakat harus sadar bangkitnya kekuatan neo Orde Baru

Keluarga korban tragedi Mei 1998 menabur bunga di salah satu pusara pada peringatan 25 Tahun Reformasi di TPU Pondok Rangon. (ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Keluarga korban tragedi Mei 1998 menabur bunga di salah satu pusara pada peringatan 25 Tahun Reformasi di TPU Pondok Rangon. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Baitul Muslimin Indonesia (BMI) sekaligus politisi PDI Perjuangan, DR Faozan Amar, menegaskan apa yang diregaskan Ketua Umum PDI Perjuangan bahwa neo Orde Baru harus dilawan memang sudah seharusnya dilakukan dan menjadi kesadaran rakyat. Apalagi situasai yang ada sekarang ini sedang mengarah kepada keadaan kembali masa orde otoriter itu.

''Semua tahu, salah satu amanat dari reformasi yang diperjuangkan oleh mahasiswa pada tahun 1998 dengan mengorban darah dan air mata, adalah memberantas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Karena itu jika hari ini ada perlawanan terhadap KKN, sesungguhnya adalah mengingatkan kita semua agar senantiasa waspada terhadap neo orde baru” ujar Faozan Amar, Selasa sore (28/11/2023), ketika menanggapi muncul semanat neo Orde Baru.

Faozan menambahkan saat ini gejalanya semakin jelas. Pada era sekarang Ketua KPK, Anggota BPK dan Jenderal berbintang jadi tersangka berbagai kasus hukum. "Bahkan sekarang mengarah pada nepotisme yang dilakukan secara kasat mata melalui rekayasa hukum di Mahkamah Konstitusi," kata Faozan Amar yang juga Caleg DPR RI PDI Perjuangan Dapil Surabaya Sidoarjo.

Oleh karena itu, lanjut Faozan marilah mulai saat ini masyarakat sadasr untuk menggunakan Pemilu 2024 sebagai sarana untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Tujuannya agar perjalah bangsa Indonesia berada di rel yang benar.

"Sekali lagi marilah kita waspada. Keadaan semakin genting dan mendesak.  Bangkitnya Neo Orde Baru harus dilawan dengan berani. Mari kita  lestarikan semangat reformasi,'' tegasnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement