Selasa 28 Nov 2023 21:20 WIB

Tiga Kapal Perang Cina Berlabuh di Myanmar

Cina dan Myanmar akan menggelar latihan militer bersama.

Militer Cina (ilustrasi)
Foto: EPA/IGOR KOVALENKO
Militer Cina (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Tiga kapal Angkatan Laut Cina tiba di Yangon, Myanmar, untuk mengikuti latihan gabungan persahabatan dengan militer negara tersebut. "Pada 27 November 2023, kapal dari gugus tugas pengawalan ke-44 Angkatan Laut Cina telah tiba di Yangon, Myanmar, untuk latihan gabungan persahabatan selama empat hari," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin dalam konferensi pers rutin di Beijing, Cina, pada Selasa (28/11/2023).

Menurut Wang, latihan gabungan tersebut sudah biasa dilakukan oleh Cina dan Myanmar. Latihan gabungan itu digelar saat pasukan junta Myanmar sedang bertempur melawan aliansi kelompok etnis minoritas di beberapa kota, termasuk di wilayah dekat perbatasan Cina.

Baca Juga

"Mengenai posisi Cina soal konflik di Myanmar Utara, Cina memantau dengan cermat konflik tersebut," kata Wang.

"Kami menyeru pihak-pihak terkait agar melakukan gencatan senjata sesegera mungkin, menyelesaikan perselisihan dengan cara damai melalui dialog seraya menghindari eskalasi situasi."

Wang juga menyebut Cina mendukung junta dan kelompok etnis minoritas dapat mengambil langkah-langkah efektif untuk menjamin keamanan dan stabilitas wilayah perbatasan Cina-Myanmar.

Pada 27 Oktober 2023 ketika sebuah aliansi kelompok etnik bersenjata bernama "Aliansi Tiga Persaudaraan" secara terkoordinasi menyerang pos-pos militer di negara bagian Shan di Myanmar utara yang berbatasan dengan Cina.

Aliansi Tiga Persaudaraan, terdiri dari Tentara Aliansi Demokratis Nasional Myanmar (MNDAA), Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang (TNLA), dan Tentara Arakan (AA). MNDAA beroperasi di Kokang, sedangkan TNLA beroperasi di Distrik Tawngpeng. Keduanya masuk wilayah Shan.

Sementara AA beroperasi di negara bagian Rakhine di Myanmar barat, yang berbatasan dengan Bangladesh. "Operasi 1027" yang dinamai dari tanggal 27 Oktober itu membuat junta kehilangan sejumlah kota dan basis pertahanan.

Junta Myanmar mengaku kehilangan kendali atas beberapa kota di perbatasan, termasuk Chinshwehaw yang terletak di sebelah Provinsi Yunnan, Cina. Cina, direpotkan oleh arus pengungsian dan pelanggaran lintas batas akibat eskalasi konflik di Myanmar.

Myanmar jatuh dalam kekacauan sejak kudeta 2021 ketika militer menggulingkan pemerintahan pimpinan peraih Nobel Aung San Suu Kyi.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement