REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Presiden Persiraja Banda Aceh, Nazaruddin Dek Gam, melaporkan anggota Exco PSSI Arya Sinulingga dengan dugaan melakukan penghinaan kepada etnis Aceh saat melabrak dirinya di Stadion Baharoeddin Siregar pada pertandingan Liga 2 antara Sada Sumut FC melawan Persiraja Banda Aceh, 25 November 2023.
Namun, mantan Gubernur Sumatra Utara (Sumut) sekaligus pembina PSMS Medan, Edy Rahmayadi, yang mengaku berada di lokasi saat kejadiam tersebut memastikan Arya tak mengatakan hal yang menyinggung Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA). Menurutnya emosi yang ditunjukkan Arya wajar terjadi di lapangan sepak bola.
"Saat kejadian kemarin saya duduk di samping beliau ini (Arya), tidak ada urusan SARA. Dan saya menganggap wajar kalau beliau emosi karena membela klubnya. Kalau beliau tidak emosi, berarti kelainan jiwa dia," kata Edy dalam konferensi pers di Medan, Selasa (28/11/2023).
Mantan Ketua Umum PSSI periode 2016-2020 itu menyayangkan sikap Nazaruddin yang membuat laporan polisi sebagai buntut dari kejadian di stadion saat dirinya diusir oleh Arya yang menganggap Nazaruddin masih harus menjalani sanksi skors larangan berpartisipasi di lima pertandingan Persiraja.
Padahal, Edy merasa apa yang dialaminya bahkan lebih parah dibandingkan Nazaruddin. Namun, ia memilih untuk mengambil langkah sesuai koridornya, yakni melaporkan kasus tersebut kepada PSSI yang mempunyai struktur lengkap untuk mengatasi persoalan di sepak bola.
"Ini persoalannya bola kaki di lapangan, itu harusnya ada di wadah PSSI. Ada persoalan bicarakan di PSSI itu. Kalau sampai dilaporkan ke polisi itu arahnya pidana," kata Edy menjelaskan. "Saya tidak melaporkan ke polisi walaupun saya sendiri dilempar, ada pemain saya dipukul. Saya laporkan ke Komdis PSSI."
Edy mengajak semua pihak untuk mengembalikan sepak bola ini ke tempat semestinya. "Siapa yang banyak berlatih dia-lah yang mahir, bukan banyak-banyakan suporter," dia menegaskan.