Rabu 29 Nov 2023 16:00 WIB

Mengapa Marak Kasus Anak Nekat Bunuh Diri, Psikolog Ungkap Penyebab dan Pencegahannya

Sebenarnya apa penyebab anak nekat mencoba bunuh diri?

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Bunuh diri (ilustrasi). Psikolog memaparkan beberapa faktor yang membuat anak nekat melakukan percobaan bunuh diri.
Foto: Foto : MgRol_93
Bunuh diri (ilustrasi). Psikolog memaparkan beberapa faktor yang membuat anak nekat melakukan percobaan bunuh diri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus percobaan bunuh diri kembali terjadi di Indonesia. Kali ini kejadian berasal dari Bandung. Seorang siswa SMAN 3 Bandung nekat loncat dari lantai tiga bangunan sekolahnya pada Selasa (28/11/2023) pagi.

Siswa tersebut masih selamat. Hal ini lantaran ia terjatuh di kolam ikan yang tidak difungsikan, namun dirinya mengalami patah tulang. Korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Sarningsih dan akhirnya dirujuk ke RSHS Bandung.

Baca Juga

Kasus percobaan bunuh diri tidak hanya terjadi di Bandung, masih banyak kejadian serupa di kota lainnya. Sebenarnya apa penyebab anak nekat mencoba bunuh diri?

Praktisi psikolog keluarga, Nuzulia Rahma Tristinarum mengatakan ada beberapa hal yang bisa memicu fenomena tersebut, diantaranya: 

1. Pola asuh yang membentuk anak-anak sekarang

Pola asuh yang membentuk anak anak sekarang sering kalo adalah pola asuh fatherless dan motherless. Ayah dan Ibu ada tetapi tidak pernah hadir penuh, tidak ada attachment yang kuat dan kurang penanaman prinsip hidup.

"Anak-anak juga kehilangan figur yang dapat menjadi tauladan," ujar perempuan yang akrab disapa Lia kepada Republika.co.id, belum lama ini.

2. Pengaruh media sosial

Banyaknya informasi yang bisa diperoleh dari dunia maya membuat anak kesulitan memfilter isinya. Terlalu banyak terpapar media sosial dapat membuat anak mengikuti apa yang sering dilihat dan didengar oleh mereka. Apa yang buruk dapat dianggap menjadi wajar. Misalnya bullying, self harm, dan bunuh diri. 

3. Tuntutan yang terlalu tinggi dari berbagai sisi, baik internal maupun eksternal 

Tuntutan yang terlalu tinggi pada anak tanpa dibarengi dengan attachment yang kuat dan tidak dipenuhinya jiwa anak dengan kasih sayang, cinta dan komunikasi yang baik, akan membuat anak merasa "kosong", merasa "hampa". Akibatnya, anak mudah terpengaruh dan mudah jatuh dalam keterpurukan. 

"Tuntutan ini dapat berasal dari orang tua, sekolah, teman sebaya, dan dapat pula berasal dari dalam diri sendiri," ujar Lia.

Agar anak tidak nekat bunuh diri

Lia mengatakan mendidik anak anak agar bermental kuat, diantaranya adalah: 

1. Tanamkan nilai spiritual. Bukan hanya ritual agama, tetapi barengi juga dengan pemaknaan dari apa yang mereka kerjakan.

2. Penuhi hati mereka dengan kasih sayang dan cinta. Jangan menukar cinta dan kasih sayang dengan materi dan fasilitas, tetapi ciptakanlah hubungan yang hangat dalam keluarga. 

3. Hadirlah lebih sering untuk anak. Dengarkan cerita mereka dengan penuh perhatian. Hindari terlalu banyak mengomel dan mengomentari hidup anak.

4. Hargai anak, hargai kemampuan mereka, hargai usaha mereka, hargai sekecil apapun yang mereka lakukan.

 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement