REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi menyerukan gencatan senjata menyeluruh di Jalur Gaza. Hal itu disampaikan ketika masa berlaku gencatan senjata yang sudah diperpanjang Hamas dan Israel akan kembali berakhir pada Rabu (29/11/2023).
Seruan gencatan senjata menyeluruh di Gaza disampaikan ketika dia melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di markas PBB di New York, Amerika Serikat (AS), Selasa (28/11/2023). Kepada Guterres, Wang menegaskan kembali posisi Cina dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina.
"Pertama, tidak boleh terjadi kembali perang. Gencatan senjata penuh harus dicapai untuk menghindari bencana kemanusiaan yang lebih besar, dan para tahanan harus dibebaskan," ujar Wang menurut rilis resmi, dikutip China Global Television Network (CGTN).
Wang menambahkan, selain gencatan senjata, pasokan bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke Gaza harus dipastikan. Selanjutnya, upaya realisasi solusi dua negara Israel-Palestina harus dimulai kembali sejak dini. Pada gilirannya, Antonio Guterres mengapresiasi peran konstruktif Cina dalam isu Israel-Palestina.
Wang diagendakan memimpin pertemuan di Dewan Keamanan PBB untuk membahas perkembangan situasi di Gaza pada Rabu. Kursi presiden Dewan Keamanan PBB bulan ini diketahui dijabat oleh Beijing.
Pada Selasa kemarin, Hamas kembali membebaskan 12 sandera yang terdiri dari 10 warga Israel dan dua warga Thailand. Sebagai timbal balik atas pembebasan ke-12 sandera tersebut, Israel membebaskan 30 warga Palestina dari penjara pada Selasa malam. Layanan Penjara Israel mengungkapkan, ke-30 warga Palestina yang dibebaskan berasal dari Penjara Ofer di dekat Ramallah dan dari pusat penahanan di Yerusalem.
Gencatan senjata empat hari antara Hamas dan Israel seharusnya berakhir pada Senin (27/11/2023) malam lalu. Namun kedua belah pihak sepakat memperpanjang gencatan senjata selama dua hari guna memungkinkan pembebasan lebih banyak sandera dan tahanan Palestina.
Sejak memulai gencatan senjata pada 24 November 2023 lalu, Hamas sudah membebaskan lebih dari 80 sandera, di dalamnya termasuk setidaknya 60 warga Israel.
Para sandera tersebut diculik ketika Hamas melakukan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023. Menurut Israel, terdapat lebih dari 240 orang yang diculik dan dibawa ke Gaza.
Sementara itu, sejak menyepakati gencatan senjata dengan Hamas, Israel sudah membebaskan setidaknya 180 tahanan Palestina. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.