REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Standar Periklanan Inggris (ASA) telah melarang iklan SUV Toyota karena dinilai mempromosikan cara mengemudi yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan. Keputusan ini, menandai langkah signifikan dalam meminta pertanggungjawaban produsen mobil atas dampak lingkungan dari iklan mereka.
ASA mengambil tindakan terhadap dua iklan Toyota dari kampanye tahun 2020. Yang pertama, sebuah iklan video, menunjukkan armada mobil Toyota Hilux yang melaju di medan off-road, termasuk sungai, diikuti dengan sulih suara yang dengan bangga menyatakan, "Toyota Hilux, lahir untuk menjelajah”.
Sementara itu, yang kedua, sebuah poster, menggambarkan dua SUV Hilux yang memimpin sekumpulan mobil lainnya melaju pada area berbatu, dan menciptakan awan debu. Iklan ini memicu kontroversi karena mengagungkan berkendara di lingkungan alam yang sensitif.
Keluhan terhadap iklan ini diajukan oleh Adfree Cities yang bekerja sama dengan kelompok kampanye Badvertising. Mereka berargumen bahwa iklan-iklan tersebut mempromosikan perilaku yang berbahaya bagi lingkungan dan mendorong diakhirinya iklan produk dan layanan yang mengandung karbon tinggi.
Keputusan ASA menekankan bahwa iklan-iklan tersebut tidak menunjukkan "rasa tanggung jawab terhadap masyarakat" dalam penggambaran lingkungan mereka. Veronica Wignall dari Adfree Cities mengkritik Toyota yang menggunakan alam sebagai latar belakang untuk mempromosikan produk yang merusak lingkungan. Dia menyoroti ironi SUV yang dipasarkan untuk penggunaan di medan yang terjal, tapi faktanya mobil itu lebih banyak dikendarai di daerah perkotaan.
Penelitian mendukung klaim ini, dengan menunjukkan bahwa tiga perempat dari SUV baru di Inggris terdaftar di lingkungan perkotaan. Tren ini sangat kontras dengan citra petualang dan penakluk alam yang digambarkan dalam iklan.
“Kami menyerukan tindakan pemerintah yang lebih tegas, mirip dengan larangan gaya tembakau, untuk mengekang iklan karbon tinggi,” kata Wignall seperti dilansir One Green Planet, Rabu (29/11/2023).
Sementara itu Toyota membela kampanye Hilux, dengan menyatakan bahwa desain kendaraan tersebut melayani mereka yang membutuhkan transportasi di rute yang berat, seperti di bidang pertanian dan kehutanan.
Namun, bagaimanapun, larangan ini merupakan peringatan bagi industri otomotif, yang menekankan kebutuhan mendesak akan iklan yang bertanggung jawab yang selaras dengan tujuan pelestarian lingkungan. Hal ini juga menandai momen penting dalam dialog seputar pengelolaan lingkungan dan tanggung jawab perusahaan, untuk memikirkan kembali bagaimana mereka memasarkan produk di dunia yang semakin sadar lingkungan.