Rabu 29 Nov 2023 17:09 WIB

Bintang Film Tunisia Mengundurkan Diri Sebagai Duta Program Pangan Dunia

Hend Sabri memprotes atas penggunaan kelaparan sebagai senjata perang di Gaza.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Aktris Tunisia, Hend Sabri
Foto: Allocine
Aktris Tunisia, Hend Sabri

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Bintang film Tunisia, Hend Sabri telah mengundurkan diri sebagai duta besar Program Pangan Dunia (WFP) sebagai protes atas penggunaan kelaparan sebagai senjata perang di Gaza. Sabri, seorang tokoh terkemuka di dunia perfilman Arab, mengatakan, dengan hati yang berat dan kesedihan yang mendalam dia mengundurkan diri setelah 13 tahun bekerja di badan PBB tersebut.

Dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di platform media sosial X, perempuan berusia 44 tahun itu mengatakan, dia telah meminta pimpinan WFP untuk mendorong gencatan senjata kemanusiaan permanen di wilayah Palestina yang terkepung. Dia berharap badan tersebut akan menggunakan suaranya dengan tegas seperti yang telah dilakukan pada krisis-krisis sebelumnya.

Baca Juga

“Namun, kelaparan dan kelaparan telah digunakan sebagai senjata perang terhadap lebih dari dua juta warga sipil di Gaza,” kata Sabri, dilaporkan Alarabiya, Selasa (28/11/2023).

Setelah pengunduran dirinya, WFP mengucapkan terima kasih atas dukungan dan dedikasi Sabri yang tak tergoyahkan sebagai duta besar. Film terbaru Sabri, “Four Daughters,” dinobatkan sebagai pemenang bersama penghargaan film dokumenter di festival Cannes tahun ini.

Disutradarai oleh pembuat film Tunisia Kaouther Ben Hania, film ini mengeksplorasi kisah nyata tentang bagaimana seorang ibu menerima keputusan dua anaknya untuk melarikan diri ke Libya dan bergabung dengan kelompok ISIS.

Israel memperketat pengepungannya di Gaza bersamaan dengan pengeboman tanpa henti setelah kelompok pejuang Palestina, Hamas melancarkan serangan paling mematikan dalam sejarah negara itu pada 7 Oktober. Israel mengatakan, sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan lintas perbatasan tersebut, dan sekitar 240 orang disandera.

Sementara pejabat Gaza mengatakan, pengeboman Israel telah membunuh lebih dari 14.000 orang, dan menyebabkan sebagian besar wilayah tersebut hancur. Selama gencatan senjata Israel dan Hamas sepakat untuk melakukan pertukaran tahanan. Jeda ini juga dimaksudkan untuk memberikan bantuan kepada 2,4 juta penduduk Gaza yang berjuang untuk bertahan hidup dengan kekurangan makanan, air dan bahan bakar.

Kelompok perlawanan Palestina, Hamas mengundang media internasional untuk meningkatkan kehadiran mereka di Jalur Gaza, dan menyaksikan langsung tingkat kehancuran yang disebabkan oleh Israel di wilayah tersebut sejak perang dimulai pada 7 Oktober. Sejauh ini, masih banyak warga Gaza yang tertimbun di bawah reruntuhan bangunan karena pengeboman yang intensif telah menyulitkan evakuasi.

“Kami menyerukan kepada jurnalis dan lembaga media internasional untuk mengintensifkan kehadiran mereka di Jalur Gaza, untuk melihat sejauh mana kehancuran dan tanda-tanda genosida yang dilakukan oleh pendudukan (Israel) dan tentara Nazi terhadap anak-anak, warga sipil yang tidak berdaya, dan seluruh infrastruktur,” ujar pernyataan Hamas, dilaporkan Anadolu Agency, Rabu (29/11/2023).

Pernyataan tersebut menunjuk pada....

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement