Rabu 29 Nov 2023 21:55 WIB

Airlangga Tegaskan Keberlanjutan Reformasi Ekonomi untuk 2045

Tahun ini, ASEAN Response Fund berhasil mengumpulkan 17,7 juta dolar AS.

Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan sambutan dalam Southeast Asia Health Security Roundtable Series di Jakarta, Rabu (29/11/2023).
Foto: ANTARA/Bayu Saputra.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan sambutan dalam Southeast Asia Health Security Roundtable Series di Jakarta, Rabu (29/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan keberlanjutan reformasi ekonomi untuk menjadikan Indonesia negara maju pada tahun 2045 mendatang.

“Indonesia menargetkan menjadi salah satu negara maju pada tahun 2045. Kita dapat mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi dengan menerapkan kebijakan reformasi ekonomi dan keluar dari jebakan pendapatan menengah,” kata Menko Airlangga dalam Southeast Asia Health Security Roundtable Series di Jakarta, Rabu (29/11/2023).

Baca Juga

Dalam kesempatan itu, Menko Airlangga menjelaskan bahwa pihaknya telah merumuskan strategi untuk mempercepat pengentasan kemiskinan ekstrem dan menargetkan kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen pada tahun 2024.

Strategi utama yang dilakukan yakni dengan menggabungkan Perlindungan Sosial dengan Program Pemberdayaan Masyarakat dan mengurangi kantong kemiskinan. Hal itu didasari oleh data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatatkan angka kemiskinan ekstrem pada bulan Maret 2023 tercatat sebesar 1,12 persen.

Tidak hanya berfokus pada penguatan ekonomi nasional, Indonesia juga menguatkan posisinya di kancah global dengan turut berperan dalam peluncuran Pandemic Fund semasa Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 sebagai arsitektur keuangan untuk kesiapsiagaan, pencegahan, dan respons penyakit.

Dalam masa Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini Indonesia juga telah menyetujui gabungan dana untuk menangani pandemi mendatang. Tahun ini, ASEAN Response Fund berhasil mengumpulkan 17,7 juta dolar AS.

Dalam acara tersebut, Menko Airlangga juga menjelaskan momentum bonus demografi yang dimiliki Indonesia. Menurutnya, periode saat ini harus dioptimalkan karena hanya terjadi satu kali dalam sejarah peradaban suatu negara.

Optimalisasi bonus demografi harus disiapkan melalui berbagai langkah antara lain persiapan digitalisasi yang lebih cepat, memperkuat konektivitas untuk lebih terlibat dalam Global Value Chain, dan meningkatkan barang publik untuk mendukung modal lainnya.

“Generasi muda harus dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan industri atau didorong untuk menjadi wirausaha dan menciptakan lapangan kerja,” ujar Menko Airlangga.

Lebih lanjut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa pemerintah akan terus terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhan perekonomian Indonesia serta mempersiapkan diri dengan baik terhadap ancaman wabah pandemi.

Adapun selama masa pandemi COVID-19, pemerintah telah menerapkan kebijakan countercyclical untuk menjaga kondisi perekonomian nasional.

Strategi yang dilakukan selama masa pandemi bagi percepatan pemulihan sosial ekonomi yakni dengan mengutamakan sektor kesehatan, menjaga keberlangsungan usaha, mengedepankan optimisme dan memperkuat reformasi struktural sebagai kunci pemulihan perekonomian nasional, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Setelah tujuh bulan sejak WHO menyatakan berakhirnya COVID-19 sebagai darurat kesehatan global, perekonomian Indonesia tetap konsisten tumbuh positif dengan mobilitas masyarakat yang telah kembali ke tingkat sebelum pandemi.

Indonesia juga kembali menjadi negara berpendapatan menengah berdasarkan klasifikasi Bank Dunia per Juli 2023, diwujudkan dari Pendapatan Nasional Bruto (PNB) Per Kapita Indonesia naik dari 4.170 dolar AS pada 2021 menjadi 4.580 dolar AS pada 2022.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement