REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Hamas dan Israel kembali melakukan pertukaran sandera dengan tahanan Palestina pada Rabu (29/11/2023), bertepatan dengan hari terakhir gencatan senjata. Israel membebaskan 30 tahanan Palestina, termasuk 16 anak di bawah umur dan 14 wanita pada Rabu malam.
Pembebasan 30 tahanan Palestina ini sebagai imbalan karena pada Rabu sore Hamas telah membebaskan 16 sandera Kelompok warga sipil yang dibebaskan Hamas tersebut terdiri dari 10 warga Israel, 2 warga berkewarganegaraan ganda Rusia-Israel, dan 4 warga negara Thailand.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya mengidentifikasi dua perempuan Rusia-Israel yang dibebaskan pada Rabu malam sebagai Yelena Trupanov (50 tahun) dan Irena Tati (73 tahun). Video dari sayap bersenjata Hamas menunjukkan kedua perempuan tersebut diserahkan ke Komite Merah Internasional.
Sejauh ini sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam telah membebaskan lebih dari 70 wanita dan anak-anak Israel berdasarkan kesepakatan yang menjamin gencatan senjata. Orang asing lainnya, terutama pekerja pertanian asal Thailand, juga dibebaskan berdasarkan perjanjian paralel yang berbeda.
Sebagai imbalannya, Israel telah membebaskan 180 tahanan Palestina yang terdiri dari perempuan dan anak-anak. Gencatan senjata awal selama empat hari diperpanjang 48 jam sejak Selasa (28/11/2023).
Israel bersedia memperpanjang gencatan senjata selama Hamas membebaskan 10 sandera per hari. Namun, dengan semakin sedikitnya jumlah perempuan dan anak-anak yang ditahan, kedua pihak menyetujui persyaratan yang mengatur pembebasan setidaknya beberapa pria Israel untuk pertama kalinya.
Pada 2011, Israel dan Hamas pernah melakukan pertukaran seperti saat ini. Kala itu Hamas membebaskan seorang tentara Israel bernama Gilad Shalit yang telah ditawan selama lima tahun. Sebagai gantinya, Israel membebaskan lebih dari 1.000 tahanan Palestina dari penjara.