REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengaku tak mempersoalkan trik yang dimunculkan pasangan calon presiden-wakil presiden, termasuk gimik 'gemoy' atau gemas yang kerap dinarasikan pihak Prabowo Subianto.
"Saya menghormati gimik orang, tapi hari ini anak-anak muda mesti diedukasi," kata Ganjar di Kantor PWI Pusat, Jakarta, Kamis.
Ia menegaskan pemilih pemula seharusnya diajarkan soal politik yang lebih esensial. Dia juga sepakat dengan pendapat sastrawan Okky Madasari bahwa anak muda akan tersinggung apabila cuma dijadikan objek gimik politik.
Menurutnya, banyak juga anak muda yang lebih mementingkan persoalan yang lebih nyata. "Ketika saya ketemu anak muda, tidak semua anak muda suka gimik kok, mereka pengin ekonomi kreatif, 'Yang saya punyai, Anda bisa fasilitasi enggak?" jelasnya.
Mantan gubernur Jawa Tengah ini meyakini anak muda juga ingin lebih banyak ruang kreatif, kekayaan intelektual bisa dijadikan jaminan untuk meminjam uang ke bank, dan lain-lain.
Oleh sebab itu, dia menyatakan gimik tidak seharusnya dijadikan sarat utama meraup suara pemilih pemula. "Jadi, boleh pakai gimik, tapi jangan menghilangkan substansi," tegas Ganjar.
Selain itu, Ganjar juga berpendapat jika para calon pemimpin tidak lagi tertarik menawarkan gagasan dan idenya ke masyarakat maka bisa saja visi-misinya tidak sejalan apa yang diatur dalam konstitusi.
KPU RI, Senin (13/11), telah menetapkan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden sebagai peserta Pilpres 2024.Berdasarkan hasil pengundian dan penetapan nomor urut peserta Pilpres 2024, Selasa (14/11), pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapat nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3.
KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, serta jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.