REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) terus mengoptimalkan Candi Prambanan agar dapat menjadi pusat destinasi wisata dan tempat ibadah umat Hindu, baik umat di Indonesia maupun dunia.
"Itu adalah warisan yang luar biasa bagi umat Hindu karena sekian lama Candi Prambanan berdiri, selama ini belum bisa digunakan untuk kegiatan peribadatan umat Hindu," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Hindu Kemenag I Nengah Duija dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (30/222/2023).
Ia mengatakan pemanfaatan Candi Prambanan sempat mendapat kendala, meskipun MoU pemanfaatan Candi Prambanan untuk kepentingan agama umat Hindu Indonesia dan dunia sudah berlangsung pada Februari 2022.
BACA JUGA: Surat Yasin Lengkap 83 Ayat Arab, Latin, dan Terjemahan
Saat itu, kata dia, umat Hindu belum bisa langsung menggunakan hingga mendapatkan panduan atau standard operational procedure (SOP) pemanfaatan Candi Prambanan dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Setelah saya dilantik September tahun 2022, saya langsung berkomunikasi menemui Dirjen Kebudayaan, pada bulan Oktober SOP-nya pun sudah berjalan," ujar dia.
Menurut dia, kini pemanfaatan Candi Prambanan untuk ritual keagamaan kerap digelar, seperti peringatan Hari Raya Siwa Ratri, ritual Upacara Gema Santi Puja 1008 Genta dan Tumpeng, serta yang lainnya. "Data terkini yang disampaikan teman-teman dari Dinas Hindu Yogyakarta sudah ada 22.700 kunjungan untuk ibadah umat Hindu di Candi Prambanan," katanya.
Di sisi lain, kata dia, Ditjen Bimas Hindu memiliki dua program prioritas lain selain Candi Prambanan, yakni digitalisasi dan pendidikan. Untuk digitalisasi, Ditjen Bimas Hindu sebelumnya memiliki beberapa aplikasi yaitu e-Pasraman, Sindu (Sistem Informasi Hindu), Wedangga (Weda dalam Genggaman Anda), dan Digital Arsip.
Berdasarkan arahan Menteri Agama, masing-masing aplikasi itu digabung menjadi satu yakni dalam Pusaka Super Apps. Namun, Duija mengaku masih belum puas dengan data yang telah dimasukkan ke dalam aplikasi tersebut, terutama dari direktoratnya. Pasalnya, keterbatasan sumber daya manusia (SDM) di daerah membuat input data terkait tempat ibadah belum akurat.
Menurut dia, terdapat sekitar 29 ribu lebih tempat ibadah umat Hindu, namun baru sekitar 10 ribu yang terdeteksi dan terdaftar. Di sektor pendidikan, Dirjen Duija merasa bersyukur, karena banyak pencapaian yang diraih dan diimplementasikan. Untuk pendidikan tinggi capaian utama terkait SDM, pada 2023 ini sebanyak 16 guru besar berhasil dikukuhkan.
Selain itu, ia juga memberikan beasiswa LPDP dalam program Beasiswa Indonesia Bangkit. Tak hanya itu, proses penegerian sejumlah Sekolah Tinggi Hindu Dharma (STHD) terus diupayakan.