REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kota Cerdas atau Smart City dianggap sebagai solusi global untuk menangani berbagai permasalahan kota, seperti kemacetan, pelayanan masyarakat, mobilitas, lingkungan, energi, dan sebagainya. Meskipun banyak kota besar di Indonesia telah menerapkan konsep Kota Cerdas, dampak dan hasil implementasinya masih belum dapat diukur dan dievaluasi secara optimal.
Oleh karena itu, Institut Teknologi Bandung (ITB), sebagai salah satu lembaga pendidikan di Indonesia, melalui Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas (PIKKC) atau Smart City and Community Innovation Center (SCCIC), melakukan penelitian untuk mengevaluasi implementasi Kota Cerdas. Penelitian ini dilakukan setiap dua tahun dengan menggunakan Rating Kota Cerdas Indonesia dan Rating Transformasi Digital Indonesia (RKCI-RTDI).
Kepala Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas ITB Suhono H Supangkat mengatakan hasil dari RKCI-RTDI ini membentuk indeks kota cerdas yang mencakup berbagai kategori penilaian.
"Penelitian ini berlangsung selama empat bulan, dimulai dari September hingga Desember 2023," kata dia melalui siaran pers, Kamis (30/11/2023).
Kegiatan dibuka dengan kickoff yang dilaksanakan pada 7 September 2023 di Aula Timur ITB yang dihadiri oleh tamu undangan dari kalangan akademisi dan praktisi, baik dalam maupun luar negeri. Dalam acara tersebut, dijabarkan tujuan, kerangka penelitian, dan teknis pelaksanaan penelitian RKCI-RTDI 2023 oleh sebagai Ketua Tim Peneliti SCCIC ITB Shandi membahas Smart City hanya melihat inovasi dan teknologi yang muncul, padahal sektor tatakelola tidak kalah pentingnya dalam Pembangunan Smart City.
Selanjutnya, acara kickoff ini ditutup dengan launching oleh Ketua PKICC, Suhono Supangkat, sebagai tanda dimulainya rangkaian penelitian RKCI-RTDI 2023. Penilaian diawali dengan evaluasi mandiri yang dilakukan oleh masing-masing kota dan melengkapi kuesioner penilaian secara online.
Selama periode penilaian, akan ada kegiatan-kegiatan lain seperti webinar Ngobrol Kota (NGOTA) dengan berbagai tema terkait Kota Cerdas yang tentunya dapat membantu kota-kota memaksimalkan implementasi Kota Cerdas. Kegiatan ditutup dengan Publikasi Hasil Riset sekaligus hasil penilaian berdasarkan data-data yang diperoleh.
Terdapat empat aspek yang diukur guna menilai implementasi kota cerdas di masing-masing kota, antara lain sumber daya, layanan kota, pengembangan dan pengelolaan kota, dan indeks kualitas hidup kota.