Jumat 01 Dec 2023 06:29 WIB

Paviliun Indonesia Bahas Berbagai Upaya Penurunan Emisi Karbon

Penurunan emisi karbon akan tingkatkan kualitas udara.

Red: Erdy Nasrul
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya
Foto: dok istimewa
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Paviliun Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim PBB 2023 atau COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab, membahas mendalam isu penurunan emisi gas rumah kaca dari mulai sektor kehutanan, energi, hingga sampah.

"Sektor-sektor itu berkontribusi pada pengurangan riil emisi gas rumah kaca Indonesia sebesar 42,1 persen pada tahun 2023 dibandingkan business as usual,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar di Dubai, Kamis. 

Baca Juga

Sektor kehutanan dan penggunaan lahan lain atau forestry and other land use (FOLU) tetap menjadi kontributor terbesar dalam pengurangan emisi gas rumah kaca Indonesia mencapai 60 persen. 

Indonesia juga telah memiliki rencana operasi untuk melaksanakan agenda FOLU Net Sink 2030 dengan target tingkat penyerapan gas rumah kaca dari sektor FOLU lebih tinggi dibandingkan emisinya.

Menteri Siti optimistis Indonesia bisa mencapai target FOLU Net Sink 2030 mengingat deforestasi telah turun dalam beberapa tahun terakhir.

Indonesia juga menunjukkan kepemimpinan dalam aksi iklim ketika fenomena kekeringan El Nino terjadi pada tahun ini karena kasus kebakaran gambut berhasil dikendalikan dan tidak menyebabkan asap lintas batas. 

"Capaian itu bukan autopilot tapi hasil dari upaya kongkret di lapangan termasuk ketika pandemi Covid-19 terjadi," ujar Siti. 

Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengajak semua pihak untuk mendukung pencapaian komitmen penurunan emisi gas rumah kaca yang sudah dicanangkan Indonesia. 

Dia meminta korporasi dan lembaga swadaya masyarakat bersama-sama mewujudkan landasan konstitual dengan menyediakan lingkungan hidup yang baik.

Penanggung Jawab Paviliun Indonesia, Agus Justianto, menjelaskan Paviliun Indonesia pada COP28 berlangsung pada 30 November hingga 11 Desember 2023. 

Paviliun Indonesia merupakan sarana soft diplomacy untuk menyuarakan aksi, strategi, dan inovasi Indonesia kepada dunia Internasional, sebagai wujud nyata Bersama-sama memimpin aksi iklim. 

“Paviliun Indonesia bertujuan untuk mempromosikan praktik terbaik yang diterapkan secara kolaboratif oleh para pihak di tingkat lokal, nasional, maupun internasional,” ucap Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement