Jumat 01 Dec 2023 07:17 WIB

COP28 Dubai Dibuka, Dirut PLN Paparkan Inovasi dan Ajak Kolaborasi Global demi NZE 2060

PLN telah merancang skema ARED untuk meningkatkan kapasitas pembangkit EBT

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Komitmen bersama dalam bertransisi energi dalam talkshow CEO Climate Talks: Transforming The Nation to Renewable di Pavilion Indonesia COP28, Dubai, Uni Emirat Arab. Kanan ke kiri: Senior Advisor for Minister of Environment and Forestry Republic of Indonesia Efransjah, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, CEO of PT. Vale Indonesia Tbk Febriany Eddy, Director of PT. Astra International Tbk Gita Tiffany, Director of Medco Energi Amri Siahaan dan President Director of AMMAN Rachmat Makkasau.
Foto: dok PLN
Komitmen bersama dalam bertransisi energi dalam talkshow CEO Climate Talks: Transforming The Nation to Renewable di Pavilion Indonesia COP28, Dubai, Uni Emirat Arab. Kanan ke kiri: Senior Advisor for Minister of Environment and Forestry Republic of Indonesia Efransjah, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, CEO of PT. Vale Indonesia Tbk Febriany Eddy, Director of PT. Astra International Tbk Gita Tiffany, Director of Medco Energi Amri Siahaan dan President Director of AMMAN Rachmat Makkasau.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- PT PLN (Persero) menegaskan komitmennya dalam transisi energi kepada dunia di gelaran United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) Conference of the Parties ke-28 (COP28) yang diselenggarakan pada 30 November - 12 Desember 2023 di Dubai, Uni Emirat Arab. Dalam konferensi tingkat global ini, PLN memaparkan skema Accelerating Renewable Energy Development (ARED) sebagai langkah agresif perseroan mendukung Pemerintah Indonesia mencapai Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060.

President Designate for COP28 Sultan Ahmed Al Jaber menyampaikan, salah satu tantangan mitigasi perubahan iklim saat ini adalah implementasi nyata dari perjanjian dan komitmen berbagai negara terkait transisi energi. Untuk itu, pada perhelatan COP28 kali ini pihaknya akan menekankan realisasi komitmen tersebut.

"Kita menyadari semua persoalan krusial dalam mitigasi iklim saat ini adalah kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang. Pada COP28 kali ini kami mendorong implementasi yang jelas terhadap semua roadmap yang telah disepakati sejak Paris Agreement 2014 silam," tutur Ahmed Al Jaber pada Opening Ceremony COP28, Kamis (30/11).

Ahmed Al Jaber menambahkan, harus diakui bahwa banyak negara berkembang memiliki tantangan infrastruktur dan pendanaan untuk bisa menyamakan langkah dengan negara maju dalam transisi energi. Sehingga, komunitas global perlu membuat suatu kebijakan untuk mendorong transisi energi yang adil dan dapat diakses seluruh golongan.