Jumat 01 Dec 2023 12:49 WIB

Menlu AS Desak Israel Lindungi Warga Sipil di Gaza

Pesan ini disampaikan Menlu AS saat bertemu PM Israel Benjamin Netanyahu.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Menlu AS Antony Blinken kembali mengunjungi Israel pada Kamis (30/11/2023).
Foto: AP Photo/Saul Loeb
Menlu AS Antony Blinken kembali mengunjungi Israel pada Kamis (30/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken pada Kamis (30/11/2023) meningkatkan seruan agar Israel mematuhi hukum internasional dan menyelamatkan warga sipil saat mereka melancarkan operasi besar-besaran melawan Hamas di Gaza. Blinken mengatakan sangat penting bagi Israel untuk melindungi warga sipil jika mereka memulai operasi militer besar-besaran di Gaza Selatan.

Pesan Blinken selaras dengan perubahan retorika pemerintahan Presiden AS, Joe Biden mengenai perang tersebut. Awalnya Biden memberikan dukungan penuh kepada Israel, ketika Hamas pertama kali melancarkan serangan lintas batas pada 7 Oktober.

Baca Juga

Namun, secara bertahap dukungan AS mereda ketika jumlah korban sipil Palestina mulai meningkat secara dramatis. Jumlah korban tewas dan skala kehancuran telah memicu kritik internasional yang luas, termasuk dari anggota Partai Demokrat yang dipimpin Presiden Biden.

Blinken meyakinkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa dia dapat mengandalkan dukungan AS. Namun, dukungan tersebut memerlukan kepatuhan Israel terhadap hukum kemanusiaan internasional.

"Kami mendesak Israel untuk mengambil segala tindakan yang mungkin dilakukan untuk menghindari kerugian bagi warga sipil," ujar Blinken, dilaporkan Arab News.

Blinken menegaskan, sebelum Israel memulai operasi di Gaza Selatan, mereka harus memiliki rencana yang jelas untuk mengutamakan perlindungan warga sipil serta mempertahankan dan bantuan kemanusiaan sampai ke Gaza. Blinken mengatakan, Pemerintah Israel menyetujui pendekatan itu, tetapi menolak memberikan perincian tentang bagaimana Israel akan menindaklanjutinya. Blinken menyarankan agar Netanyahu dan pihak-pihak lainnya memahami tingkat kehidupan sipil dan skala pengungsian yang sangat besar di wilayah utara Gaza tidak akan terulang di wilayah selatan Gaza.

Ratusan ribu warga Palestina mencari perlindungan di Gaza selatan setelah meninggalkan rumah mereka di bagian utara akibat perang. Para pejabat AS telah memperingatkan Israel bahwa setiap serangan di Gaza Selatan harus mempertimbangkan keselamatan penduduk sipil.

"Kami mendesak langkah-langkah segera untuk meminta pertanggungjawaban ekstremis pemukim atas kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat," ujar Blinken.

AS sangat mementingkan dimulainya kembali proses perdamaian yang pada akhirnya akan mengarah pada pembentukan negara Palestina. Para pejabat Israel telah berulang kali berjanji kepada AS bahwa kekerasan yang dilakukan terhadap pemukim Israel akan dihukum, tapi pihak Palestina mengeluhkan tidak adanya tindakan hukum terhadap pemukim. Sementara Netanyahu menentang pembentukan negara Palestina.

Kantor Netanyahu mengeluarkan pernyataan tentang pertemuan dengan Blinken. Namun, mereka tidak menyebutkan tentang kekerasan pemukim atau solusi dua negara. Sebaliknya, dalam pesan yang direkam, Netanyahu mencatat bahwa pembicaraannya dengan Blinken terjadi tak lama setelah serangan dua pria bersenjata Palestina di sebuah halte di pintu masuk Yerusalem. Serangan ini menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai belasan lainnya, termasuk dua warga negara AS.

"Ini adalah Hamas yang sama yang melakukan pembantaian mengerikan pada 7 Oktober, Hamas yang sama yang mencoba membunuh kami di mana pun. Saya mengatakan kepadanya: Kami bersumpah dan saya bersumpah, untuk melenyapkan Hamas. Tidak ada yang akan menghentikan kita," kata Netanyahu kepada Blinken.

“Kami akan melanjutkan perang ini sampai kami mencapai tiga tujuan, yaitu membebaskan semua korban penculikan, melenyapkan Hamas sepenuhnya, dan memastikan bahwa Gaza tidak akan lagi menghadapi ancaman seperti itu,” ujar Netanyahu menambahkan.

Blinken bertemu dengan Netanyahu dan Kabinet perangnya di Yerusalem sebelum melakukan perjalanan ke Tepi Barat untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas. Blinken kemudian akam kembali ke Tel Aviv untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dan pemimpin oposisi Yair Lapid.

Dalam pertemuannya dengan Abbas, Blinken fokus pada upaya meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza dan mengutuk serangan pemukim Yahudi terhadap warga Palestina di Tepi Barat. Blinken mengatakan kepada Abbas bahwa AS akan terus menuntut akuntabilitas penuh bagi mereka yang bertanggung jawab.

“Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk memajukan langkah-langkah nyata bagi negara Palestina,” kata Blinken.

Diplomat tertinggi AS ini akan menutup tur Timur Tengah terbarunya di Uni Emirat Arab pada Jumat (1/12/2023). Blinken akan membahas situasi Gaza dengan para pemimpin Arab yang berkumpul di Dubai untuk konferensi perubahan iklim COP28. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement