Jumat 01 Dec 2023 13:38 WIB

Netanyahu akan Distribusikan Senjata Api kepada Warga Sipil Israel

Kebijakan ini seiring meningkatnya konfrontasi di Tepi Barat dan Yerusalem.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada Kamis (30/11/2023) mengatakan, pemerintahnya akan terus mendistribusikan senjata api kepada warga sipil Israel.
Foto: AP Photo/Abir Sultan
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada Kamis (30/11/2023) mengatakan, pemerintahnya akan terus mendistribusikan senjata api kepada warga sipil Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis (30/11/2023) mengatakan, pemerintahnya akan terus mendistribusikan senjata api kepada warga sipil Israel. Langkah ini diambil seiring meningkatnya konfrontasi di wilayah pendudukan Tepi Barat dan Yerusalem.

“Pemerintahan yang saya pimpin akan terus memperluas distribusi senjata kepada warganya. Ini adalah langkah yang membuktikan dirinya berkali-kali dalam perang melawan terorisme yang mematikan,” kata Netanyahu, dilaporkan Aljazirah.

Baca Juga

Tiga orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka setelah dua pria bersenjata melepaskan tembakan di halte bus di pinggiran Yerusalem. Polisi mengatakan, 16 orang terluka dalam penembakan pada Kamis pagi.  Layanan darurat mengevakuasi delapan korban yang terluka parah ke rumah sakit terdekat.

Polisi di Yerusalem Barat mengatakan, orang-orang bersenjata yang merupakan pejuang Palestina tiba di lokasi kejadian dengan kendaraan. Mereka membawa senjata api termasuk M16 dan pistol serta melepaskan tembakan ke arah kerumunan warga sipil di halte bus.

Kedua pejuang Palestina yang melepaskan tembakan gugur ditembak oleh dua tentara Israel yang sedang tidak bertugas dan warga sipil yang membawa senjata. Amunisi dan senjata ditemukan di dalam mobil kedua pejuang yang syahid tersebut.

Media Israel melaporkan bahwa kedua pejuang Palestina adalah saudara kandung dari Yerusalem Timur dan diidentifikasi sebagai Murad Nimr (38 tahun) dan Ibrahim Nimr (30 tahun).

Beberapa jam setelah serangan itu, Hamas mengatakan, Murad dan Ibrahim sebagai anggotanya. Hamas mengatakan, operasi tersebut terjadi sebagai respons alami terhadap kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dilakukan oleh pendudukan Israel di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem.

Rekaman kamera keamanan yang disiarkan oleh televisi Israel, Channel 12, pada Kamis menunjukkan momen serangan tersebut. Sebuah mobil berwarna putih terlihat berhenti di samping halte yang ramai. Dua pria kemudian keluar, menodongkan senjata dan berlari ke arah kerumunan orang di sebuah halte. Tak lama kemudian para penyerang meninggal dunia dalam baku tembak.

Layanan darurat Magen David Adom mengatakan, salah satu korban Israel adalah seorang wanita berusia 24 tahun. Seorang pria berusia 73 tahun yang berada dalam kondisi kritis dinyatakan meninggal di Shaare Zedek Medical Center. 

Orang ketiga juga meninggal karena luka-lukanya. Layanan ambulans awalnya mengatakan bahwa lima orang yang terluka mengalami luka serius dan dua lainnya mengalami luka sedang hingga ringan.

Setelah serangan tersebut, kantor berita Palestina, Wafa melaporkan bahwa tentara Israel menggerebek lingkungan Sur Baher di Yerusalem Timur yang merupakan tempat tinggal para penyerang. Tentara Israel mendobrak masuk ke rumah mereka dan menahan beberapa anggota keluarga mereka untuk diinterogasi.

Sementara itu, Menteri Energi Israel Katz menuntut agar anggota keluarga penyerang kehilangan kartu identitas Yerusalem Timur mereka. Katz mengatakan, mereka juga tidak diberi tunjangan dan hak istimewa lainnya.

“Kita harus menyerang pendukung terorisme di manapun,” kata Katz. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement