Jumat 01 Dec 2023 17:48 WIB

Soal Hubungan Jokowi dan Megawati, Ini Tanggapan Stafsus Presiden

Stafsus Presiden Ari Dwipayana sebut hubungan Jokowi dengan Megawati tidak masalah.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kiri) bersama Presiden Joko Widodo (kanan). Stafsus Presiden Ari Dwipayana sebut hubungan Jokowi dengan Megawati tidak masalah.
Foto: Istimewa
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kiri) bersama Presiden Joko Widodo (kanan). Stafsus Presiden Ari Dwipayana sebut hubungan Jokowi dengan Megawati tidak masalah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menyebut hubungan Presiden Joko Widodo dengan Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri baik-baik saja.

"Ya (mereka) baik-baik sajalah, tidak ada masalah," kata Ari Dwipayana di Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Ari mengatakan Jokowi tidak mau mengomentari pernyataan Megawati, yang menilai penguasa saat ini seperti era Orde Baru, karena hal itu merupakan hak Megawati untuk berpendapat.

"Itu kan domain-nya Ibu Mega. Saya kira Pak Presiden (Jokowi) tidak komentar," tambahnya.

Ari juga menanggapi soal absensi Sekretaris Kabinet Pramono Anung, yang merupakan politikus senior PDI Perjuangan, dalam sejumlah kunjungan kerja Jokowi ke daerah maupun ke luar negeri. Menurut Ari, Pramono memang memiliki giliran dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno dalam mendampingi kunjungan kerja Jokowi.

"Pak Pramono Anung dalam beberapa rapat ikut beliau, jadi ini gantian nih. Di Istana, ada Pak mensesneg, setelah itu Pak Pramono Anung. Jadi, mereka bergiliran. Bahkan, di kunker kan gantian, kemarin juga di beberapa kesempatan kunker dan juga acara presiden, Pak Pramono mendampingi Presiden," ujar Ari Dwipayana.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement