REPUBLIKA.CO.ID, KHAN YOUNIS -- Di Rumah Sakit Nasser di Gaza selatan, pada Jumat (1/12/2023), seorang pria yang menggendong seorang anak laki-laki dengan kulit kepala berlumuran darah berteriak minta tolong. Tak berselang lama, seorang anak perempuan yang tiba dengan ambulans bersama seorang pria yang tidak sadarkan diri dan kehilangan bagian atas kaki kirinya, terisak-isak ketika seorang petugas medis memeriksa matanya.
Seorang anak laki-laki yang linglung, wajahnya berlumuran darah, menunggu perawatan. Hampir dua jam setelah berakhirnya gencatan senjata selama seminggu antara Israel dan kelompok Palestina Hamas, kementerian kesehatan Gaza yang dikendalikan Hamas melaporkan bahwa 32 orang telah tewas dalam serangan udara Israel.
Rekaman Reuters dari Rumah Sakit Nasser, rumah sakit terbesar kedua di jalur Gaza, menunjukkan aliran anak-anak dan orang dewasa yang terluka dibawa masuk. Sementara orang-orang lain menangis di luar di samping mayat-mayat orang yang mereka cintai yang terbunuh dalam serangan.
Kelompok-kelompok bantuan dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan hanya sebagian kecil fasilitas kesehatan di daerah kantong yang hancur itu yang masih berfungsi. Dan mereka tidak dalam kondisi siap untuk menangani gelombang korban baru.