REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul pada 2023 menambah jumlah layanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) untuk pengidap HIV/AIDS di fasilitas kesehatan setempat.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, dr Feranose Panjuantiningrum menjelaskan, layanan PDP tersebut bertambah dari sebelumnya 16 faskes menjadi 27 faskes.
"Pada 2022 ada 16 faskes terdiri dari 3 RS dan 13 puskesmas, sedangkan 2023 ada 27 faskes terdiri dari enam RS dan 21 puskesmas," ujarnya.
Ia memaparkan, layanan PDP tersebut tidak hanya memberikan pengobatan untuk pengidap HIV/AIDS tapi juga layanan konseling pasangan dan anak pasien.
Nantinya, pasien yang terjaring screening dan hasil tesnya reaktif akan dirujuk ke PDP tersebut, baik di puskesmas maupun rumah sakit untuk selanjutnya diberi pengobatan.
Pada tahun ini jumlah kasus HIV/AIDS di Bantul mencapai 132 orang, dengan 37 di antaranya terjangkit AIDS. "Kasus HIV/AIDS mencapai 132 sampai September 2023 dengan screening di 20.062 orang," ungkapnya.
Menurut dr Feranose, jumlah tersebut turun dibandingkan tahun lalu, meskipun jumlah screening meningkat. Jumlah temuan HIV di 2022 mencapai 160 orang, dan temuan AIDS mencapai 52 orang, dengan screening mencapai sekitar 17 ribu.
Untuk meningkatkan penanggulangan HIV/AIDS, Pemkab Bantul pada Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada Jumat (1/12/2023), menggelar rapat koordinasi lintas sektor untuk menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD) penanggulangan HIV/AIDS.
Langkah strategis penanggulangan HIV/AIDS akan termaktub dalam RAD yang di dalamnya ada pembagian peran OPD sesuai tupoksinya masing-masing. Kegiatan tersebut juga diselaraskan dengan permenkes penanganan HIV/AIDS 2022.
"Bagaimana strategi dan intervensi kuncinya, kita adaptasikan dengan kebutuhan kita di Bantul. Insya Allah tahun depan (RAD) mudah-mudahan sudah keluar," kata dia.