Sabtu 02 Dec 2023 17:26 WIB

Anak Dicurangi Ketika Lomba, Bagaimana Sikap Terbaik Orang Tua?

Anak bisa dicurangi atau diperlakukan secara tidak adil di mana pun.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Anak dicurangi (ilustrasi). Anak bisa dicurangi atau diperlakukan secara tidak adil di mana pun, mulai dari di rumah hingga sekolah.
Foto: Republika/Mardiah
Anak dicurangi (ilustrasi). Anak bisa dicurangi atau diperlakukan secara tidak adil di mana pun, mulai dari di rumah hingga sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum lama ini, viral di media sosial mengenai kisah seorang anak yang menangis kepada ibunya karena diduga dicurangi dalam sebuah perlombaan renang. Situasi seperti ini tentu tak hanya melukai sang anak, tetapi juga orang tua.

"Setiap anak akan menyaksikan ketidakadilan terjadi dan sering kali mengalami ketidakadilan itu sendiri secara langsung di dalam hidup mereka," ujar pemerhati parenting sekaligus pendiri Godly Parent, Andrew Linder, seperti dilansir AllProDad pada Jumat (1/12/2023).

Baca Juga

Linder mengungkapkan, anak bisa dicurangi atau diperlakukan secara tidak adil di mana pun, mulai dari di rumah hingga sekolah. Dalam sebuah hubungan pun, baik itu hubungan dengan teman maupun dengan penguasa, anak juga bisa mengalami ketidakadilan.

"Bila tidak ditangani dengan benar, anak-anak (yang dicurangi atau diperlakukan tidak adil) bisa menjadi sosok yang sangat getir dan bahakn tidak berperasaan terhadap ketidakadilan di dalam kehidupan mereka dan di dunia sekitar mereka," ujar Linder.

Menurut Linder, ketika anak dicurangi atau mendapatkan perlakuan tidak adil, peran orang tua adalah membantu menciptakan keseimbangan bagi anak. Untuk menciptakan keseimbangan ini, Linder menilai ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua.

Hal yang pertama adalah memberikan pengertian kepada anak bahwa ada kalanya seseorang akan mengalami ketidakadilan di dalam hidup. Ajarkan pula kepada anak bahwa respons yang dia berikan terhadap perlakuan yang tidak adil jauh lebih penting daripada ketidakadilan itu sendiri.

"Ketika anak kita terluka atau diperlakukan tidak adil, penting untuk mengingatkan mereka bahwa 10 persen dari kehidupan adalah hal yang terjadi kepada kamu dan 90 persennya adalah bagaimana kamu bereaksi terhadap hal itu," ujar Linder.

Hal serupa juga diungkapkan oleh pelatih keluarga dan orang tua tersertifikasi, Janis Meredith. Dalam hal berolahraga misalnya, anak-anak bisa mendapatkan perlakuan yang tidak adil atau dicurangi, baik dari pelatih hingga teman.

Ketika menghadapi kecurangan atau ketidakadilan dalam olahraga, Meredith menganjurkan orang tua dan anak untuk berfokus pada hal-hal yang bisa mereka kontrol, bukan pada hal yang berada di luar kendali mereka.

"Fokus terhadap hal-hal (yang bisa dikontrol) itu, karena bila Anda berharap bisa mengubah ketidakadilan, Anda akan memerlukan kerja keras dan sikap yang baik," ujar Meredith.

Selain itu, Meredith menganjurkan orang tua untuk tetap menjaga semangat anak. Ingatkan kepada anak bahwa dia melakukan suatu olahraga karena atas dasar suka terhadap olahraga tersebut.

"Dorong dia untuk berolahraga untuk dirinya sendiri (bukan untuk pengakuan)," ujar Meredith.

Di sisi lain, anak yang menerima perlakuan tidak adil atau dicurangi pasti akan merasakan kekecewaan mendalam. Dalam kondisi seperti ini, orang tua juga dapat melakukan beberapa hal untuk membantu anak menghadapi rasa kecewanya.

Menurut pekerja sosial klinis dari Child Mind Institute, Carey Werley LCSW, hal pertama yang bisa dilakukan orang tua adalah mendengarkan dan memvalidasi perasaan anak. Selain itu, orang tua juga dapat menunjukkan dukungan untuk membantu anak mengatasi rasa kecewanya.

Hal lain yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah memberikan sudut pandang terhadap permasalahan yang terjadi dan membantu mencari solusi. Ingatkan juga kepada anak bahwa dia tidak sendirian di masa-masa yang dia rasa sulit itu. Bangun juga kepercayaan diri pada anak sehingga dia merasa mampu untuk menghadapi situasi sulit yang mengecewakannya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement