Ahad 03 Dec 2023 06:01 WIB

Universitas Muhammadiyah Malang Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru

Pengukuhan ini juga sekaligus menguatkan kualitas pendidikan yang diupayakan UMM.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Hafil
Potret gedung kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Foto: Humas UMM
Potret gedung kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali mengukuhkan tiga guru besar dari Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP). Ketiganya, antara lain Profesor Damat, Profesor Wehandaka Pancalaga, dan Profesor Rahayu Relawati.

Ketiganya memiliki kepakaran masing-masing dan memberikan kontribusi bagi keilmuan dan masyarakat. Pengukuhan ini juga sekaligus menguatkan kualitas pendidikan yang diupayakan UMM.

Baca Juga

Guru Besar UMM Damat misalnya dikenal senantiasa mengkaji pangan fungsional berbasis sumber daya lokal. Penelitiannya bertujuan untuk mengembangkan produk pangan kaya pati resisten. Selain itu, ia juga terus mendampingi sertifikasi halal produk makanan dan minuman. 

Sejak 2006 hingga 2021, Damat selalu mendapatkan dukungan pendanaan dari Dikti melalui beragam penelitian dan pengabdian. Ia menelurkan produk beras analog kaya antioksidan (Rasgadan), makaroni kaya pati resisten, kue dengan indeks glikemik rendah hingga pendirian UMM Bakery serta produk penelitian lainnya.

Damat juga mengembangkan produk berbahan baku lokal dan tidak mengandung gluten. Adapun gluten tidak baik dikonsumsi oleh orang yang intoleran terhadap gluten, karena dapat menyebabkan celiac. 

Berbagai penelitiannya berupaya mendukung terwujudnya ketahanan pangan nasional berbasis sumber daya lokal. Selain itu, juga untuk menyediakan pangan fungsional.

Di sisi lain, juga terdapat Wehandaka yang meneliti di bidang teknik finishing kulit samak dengan pewarnaan alami. Produk tersebut dikenal dengan sebutan batik ecoprint. Ia memulai penelitiannya pada 2014 lalu dengan riset metode batik pada kulit samak. 

Kemudian pada 2016, ia mengembangkan teknik finishing kulit dengan metode pewarnaan ikat. Pada 2018, ia bahkan mencoba metode ukir hingga akhirnya mengembangkan metode ecoprint yang sudah dijalankan sejak 2021.

Dengan batik ecoprint ini, dia juga mendampingi usaha-usaha masyarakat terkait barang-barang kulit di beberapa tempat. "Misalnya di Bululawang, Malang hingga Magetan. Salah satu keunggulannya adalah motif yang bervariasi dan lebih unik,” jelas Wehandaka dalam pesan resmi yang diterima Republika

Wehandaka juga menegaskan, metode ecoprint ini juga sangat ramah lingkungan sehingga tidak menyebabkan kerusakan alam. Pengembangan itu juga sekaligus membantu produk UMK pengrajin barang-barang kulit dan lebih berdaya saing.

Terakhir, terdapat Rahayu yang memiliki interest di bidang manajemen agribisnis. Hal ini seperti struktur pasar komoditas pangan dan hortikultura, strategi pemasaran, dan perilaku konsumen. Kepedulian pada sustainable agribusiness juga telah memotivasinya untuk mengkaji pemasaran produk pangan organik dan perilaku green consumer.

Berbagai riset yang dilakukan telah mendapat dukungan pendanaan dari Dikti dan pendanaan internal UMM. Terhitung ada 21 penelitian yang sudah dijalan sejak  2007 hingga 2022. 

Riset green marketing bidang agribisnis memberikan dampak positif bagi lingkungan maupun bisnis. Green marketing membuka jalan bagi perusahaan untuk memberikan layanan ramah lingkungan. 

Ada banyak kebermanfaatan dari penelitian tersebut termasuk terwujudnya sustainable development goals (SDGs). Misalnya pada SDG yang kedua yakni kontribusi terhadap tujuan pangan dan ketahanan pangan. Begitupun dengan SDG 1 dan 8 yang berkaitan denan pengentasan kemiskinan dan peningkatan pekerjaan layak.

Menurut Rahayu, penelitiannya memberikan kontribusi green marketing dan perilaku green consumers. Manajemen agribisnis yang baik akan meningkatkan produktivitas dan mengurangi limbah. "Serta akses yang adil akan sumber daya dan peluang,” kata Rahayu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement