Ahad 03 Dec 2023 08:15 WIB

Cara Peneliti BRIN Teliti Curah Hujan Ekstrem

BRIN mengembangkan penelitian terkait cuaca.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Erdy Nasrul
Musim hujan (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Musim hujan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eddy Hermawan, menyampaikan penelitiannya mengenai model baru berbasis pembelajaran mendalam (deep learning) untuk prediksi curah hujan ekstrem. Hal ini sebagai upaya untuk memperkuat strategi mitigasi risiko banjir di Jakarta.

“Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor pendorong curah hujan di atmosfer dan memprediksi intensitas curah hujan ekstrem harian,” jelas Eddy, pada The 3rd International Conference on Radioscience, Equatorial Atmospheric Science and Environment (INCREASE) 2023.

Baca Juga

Untuk mencapai tujuan ini, Eddy menguraikan serangkaian teknik deep learning yang komprehensif, mencakup gradient boosting machines, termasuk XGBoost, CatBoost, dan LightGBM. Serta jaringan deep learning seperti jaringan Long Short-Term Memory (LSTM) dan Bayesian Neural Networks (BNN).

Sementara itu, kumpulan data yang digunakan untuk analisis diperoleh dari pengamatan meteorologi multilokal di Jakarta.

Temuan dari penelitiannya, jelas Eddy, bahwa gradient boosting machines atau mesin peningkat gradien, terutama XGBoost, CatBoost, dan LightGBM menunjukkan kinerja prediktif yang menjanjikan dalam konteks intensitas curah hujan harian.

“Namun, kemampuan prediktif ini tidak mampu memprediksi curah hujan ekstrem sebelumnya jika dibandingkan dengan teknik deep learning, seperti LSTM dan BNN,” ujar Eddy seperti dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (1/12/2023).

Lebih lanjut Eddy menyebut jika hasil ini menggarisbawahi potensi pendekatan deep learning dalam menyediakan sumber daya yang lebih berharga bagi pemerintah daerah dan pemangku kepentingan, untuk mengurangi dampak buruk banjir.

“Dengan meningkatkan prediksi kejadian curah hujan ekstrem, penelitian ini berkontribusi dalam mengatasi tantangan besar yang ditimbulkan oleh perubahan iklim di Indonesia dan wilayah rentan lainnya, yang pada akhirnya mendorong pengelolaan bencana yang lebih kuat dan pembuatan kebijakan berdasarkan bukti,” jelas dia.

INCREASE 2023 merupakan konferensi internasional yang mempertemukan para ahli ilmu kebumian dan lingkungan, untuk berbagi wawasan dan temuan mengenai dinamika iklim dan atmosfer di Benua Maritim. BRIN mengadakan INCREASE 2023 secara daring pada akhir November lalu.

Kepala Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN Ocky Karnaradjasa mengatakan, konferensi ini mendiskusikan ide dan isu terkini, serta merancang solusi di bidang ilmu lingkungan dan atmosfer, perubahan iklim, dan pembangunan berkelanjutan di wilayah ekuator.

INCREASE mempertemukan para peneliti untuk mempresentasikan penelitian di bidang iklim dan atmosfer serta iklim secara umum, diantaranya space science, ocean science, land science, paleoscience, ekologi, kimia, biokimia, elektromagnetik, teknik, dan pertanian. 

"Kali ini, INCREASE akan menjadi ajang berbagi wawasan dan temuan mengenai dinamika iklim dan atmosfer di benua maritim indonesia,” kata Ocky.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement