Ahad 03 Dec 2023 07:23 WIB

Cara Cerdik Utsman Bin Affan Beli Sumur Milik Yahudi yang Dikenal Pelit  

Utsman bin Affan adalah sosok khalifah yang berintegritas

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Sumur/ilustrasi. Utsman bin Affan adalah sosok khalifah yang berintegritas
Sumur/ilustrasi. Utsman bin Affan adalah sosok khalifah yang berintegritas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Utsman bin Affan merupakan seorang khalifah ketiga, setelah Abu Bakar Ash Shiddiq dan Umar bin Khattab. Utsman juga termasuk kelompok Assabiqunal Awwalun (orang-orang pertama masuk Islam).

Utsman lahir dari keluarga kaya dan terhormat, tetapi hal itu tidak menjadikan sahabat Rasulullah SAW itu menjadi pribadi yang sombong dan angkuh. Utsman justru terkenal dengan sikapnya yang rendah hati, sederhana dan dermawan.

Baca Juga

Hal ini terbukti dalam suatu kisah yang terdapat dalam buku The Great Figure of Utsman bin Affan, Kisah Teladan Sang Ahli Sedekah yang Menjalani Sifat Zuhud, karya Shohibul Ulum.

Utsman bin Affan bersama istrinya, Ruqayah, hijrah ke Madinah al-Munawwarah bersama kaum Muslimin. Pascahijrah ke Madinah, Rasulullah SAW bersama para sahabat memulai babak baru perjuangan meninggikan panji-panji Islam.

Kini, Rasulullah SAW beserta kaum Muhajirin berada di Madinah. Tidak berselang lama, Madinah dilanda musim paceklik. Masyarakatnya sulit mendapatkan air bersih, baik untuk minum maupun berwudhu.

Keadaan ini tentu saja sangat menyulitkan kaum Muhajirin, termasuk Utsman dan para sahabat lainnya. Karena mereka terbiasa hidup dengan air zam-zam melimpah di Kota Makkah. Di Madinah, mereka tidak mendapati air yang jernih dan segar.

Tak jauh dari Masjid Nabawi, tinggallah seorang Yahudi yang terkenal dengan sifat culasnya. Dia memiliki sumur yang cukup besar, dengan air yang segar dan jernih. Namun, dia tidak mau berbagi air tersebut kepada penduduk Madinah meskipun hanya setetes. Dia menjadikan sumurnya sebagai ladang bisnis, dengan menjual air pada orang-orang Madinah.

Mata air (sumur) tersebut diberi nama Bi'r Rumah (sumur Rumah). Orang Yahudi tersebut menjual satu ember dengan harga satu mudd (setengah gantang) biji padi. Tentunya, harga itu cukup memberatkan kaum Muslimin. 

Namun, kaum Muslimin dan penduduk Madinah tak punya pilihan lain. Mereka terpaksa harus antre dan membeli air bersih dari Yahudi. Akhirnya, para sahabat kemudian menyampaikan hal ini kepada Rasulullah SAW.

Prihatin atas kondisi umatnya, Rasulullah SAW mengharapkan di antara para sahabatnya ada yang bersedia membeli mata air itu, hingga airnya dapat dialirkan kepada Muslimin tanpa memungut biaya.

"Wahai sahabatku, siapa saja di antara kalian yang membeli sumur Rumah, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka kelak dia di surga," Rasulullah SAW menyerukan tawaran.

Baca juga: Penjelasan Alquran Mengapa Bangsa Yahudi Kerap Membuat Kekacauan

Mendengar itu, berdirilah Utsman. Tampillah Utsman untuk memenuhi harapan Rasulullah itu. Utsman bergegas ingin mendapatkan surga. Maka, dia segera mendatangi Yahudi pemilik sumur dan memberikan penawaran untuk membeli Sumur Rumah dengan harga yang tinggi. Walau sudah diberi penawaran yang tertinggi sekalipun, Yahudi pemilik sumur tetap menolak menjualnya.

"Seandainya sumur ini aku jual kepadamu wahai Utsman, maka aku tidak memiliki penghasilan yang bisa aku peroleh setiap hari,” ujar Yahudi tersebut menjelaskan alasan penolakannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement