Ahad 03 Dec 2023 10:11 WIB

Wilayah Selatan Gaza Tempat Penduduk Mengungsi Terus Dibombardir Israel

Dalam 24 jam terakhir Israel melancarkan serangan gabungan di darat, udara dan laut.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Tentara Israel dengan kendaraan tempur lapis baja mereka berkumpul di posisi dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, di Israel selatan, (2/12/2023).
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Tentara Israel dengan kendaraan tempur lapis baja mereka berkumpul di posisi dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, di Israel selatan, (2/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Militer Israel terus membombardir wilayah selatan Jalur Gaza dengan serangan udara sejak gencatan senjata dengan Hamas berakhir pada Jumat (1/12/2023) lalu. Israel sebelumnya diketahui telah memaksa lebih dari 1 juta penduduk Gaza mengungsi dari utara ke selatan sejak pecahnya pertempuran dengan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Wilayah selatan Gaza menghadapi gempuran keras serangan Israel pada Sabtu (2/1/12/2023). Khan Younis menjadi daerah yang paling terdampak. Menurut keterangan beberapa saksi dan petugas medis, pada Sabtu lalu jet tempur Israel menyerang daerah dekat Rumah Sakit (RS) Khan Younis Al-Nasser sebanyak enam kali. RS tersebut dipenuhi ribuan pengungsi dan ratusan orang terluka. Banyak di antara mereka merupakan pasien yang dievakuasi dari rumah sakit di Gaza utara.

Baca Juga

“Malam yang mengerikan. Ini adalah salah satu malam terburuk yang kami habiskan di Khan Younis dalam enam pekan terakhir sejak kami tiba di sini. Kami terlalu takut mereka (pasukan Israel) akan memasuki Khan Younis,” kata warga Gaza, Samira, yang memiliki empat anak.  

Menurut keterangan sejumlah warga, serangan udara Israel ke Khan Younis turut menargetkan area terbuka dan bangunan tempat tinggal. Tiga masjid di daerah tersebut tak luput dari bidikan dan ikut hancur terhantam serangan Israel. Militer Israel telah menjatuhkan selebaran dari udara ke wilayah timur Khan Younis.

Selebaran tersebut memerintahkan penduduk di empat kota untuk mengungsi. Tak seperti sebelumnya, penduduk tidak diminta untuk mengungsi ke wilayah lain di Khan Younis, tapi lebih jauh ke selatan, yakni Rafah yang berbatasan dengan Mesir.

Sementara itu di Deir Al-Balah, agresi Israel pada Sabtu kemarin membunuh sembilan orang, termasuk anak-anak. Seorang warga Gaza bernama Yamen mengaku cemas karena serangan Israel telah mulai merambah wilayah selatan. “Ini adalah taktik yang sama yang mereka gunakan sebelum memasuki Gaza dan wilayah utara,” ujarnya. 

“Kemana setelah Deir Al-Balah, setelah Khan Younis? Saya tidak tahu kemana saya akan membawa istri dan enam anak saya,” kata Yamen menambahkan.

Pada Sabtu lalu, militer Israel mengatakan bahwa dalam 24 jam terakhir serangan gabungan pasukan darat, udara, dan laut telah menghantam 400 sasaran Hamas. Serangan tersebut diklaim membunuh sejumlah anggota Hamas. Namun tak disebutkan perkiraan jumlahnya.

Pada Sabtu kemarin, Pemerintah Israel mengungkapkan, mereka telah menarik tim negosiator mereka dari Qatar. Hal itu menyusul kebuntuan negosiasi perpanjangan gencatan senjata dengan Hamas yang dimediasi Doha. “Menyusul kebuntuan dalam negosiasi dan atas arahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, David Barnea, kepala Mossad (badan intelijen Israel), memerintahkan timnya di Doha untuk kembali ke Israel,” kata Kantor Perdana Menteri Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Al Arabiya.

Tak diterangkan faktor apa yang menyebabkan negosiasi perpanjangan gencatan senjata mengalami kebuntuan. Israel dan Hamas gagal memperpanjang gencatan senjata pada Jumat (1/12/2023). Sebelumnya kedua belah pihak tersebut sudah memberlakukan gencatan senjata selama sepekan, terhitung sejak 24 November 2023. Selama periode tersebut, Israel dan Hamas melakukan pertukaran sandera dengan tahanan.

Hamas sudah membebaskan 70 warga Israel dan 24 warga asing dari penyanderaan. Ketika melakukan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, Hamas dilaporkan menculik lebih dari 240 orang, kemudian membawa mereka ke Gaza. Mereka terdiri dari warga Israel, warga Israel berkewarganegaraan ganda, dan warga asing. Sebagai imbalan atas pembebasan sandera, Israel telah membebaskan 210 tahanan Palestina.

Sejak gencatan senjata sementara berakhir, Israel kembali membombardir Gaza. Pada Sabtu kemarin, Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan, agresi yang diluncurkan Israel sejak gencatan senjata berakhir telah membunuh setidaknya 193 warga Palestina dan melukai sekitar 650 lainnya.

Sejak memulai agresinya ke Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu, serangan Israel telah membunuh lebih dari 15 ribu orang. Sebanyak 10 ribu di antaranya merupakan perempuan dan anak-anak. Sementara korban luka melampaui 33 ribu orang. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement